SuaraRiau.id - Kebiasaan tidur setelah sahur memang susah dihindarkan. Apalagi setelah makan terserang kantuk berat.
Namun, langsung tidur setelah sahur ternyata tidak baik bagi tubuh atau membahayakan kesehatan.
Sebab setelah makanan sahur masuk ke perut, lambung akan mencernanya menjadi sari-sari makanan yang kemudian diserap oleh tubuh untuk dijadikan energi.
Dilansir dari hops.id, beberapa resiko penyakit yang timbul kalau tidur setelah sahur adalah sebagai berikut:
Baca Juga:Jadwal Berbuka Puasa di Batam, Tanjungpinang dan Bintan 7 Ramadhan 1443H
1.Lemak tubuh menimbun
Makanan yang masuk ke tubuh akan digunakan sebagai energi. Namun bila setelah makan, Anda memutuskan untuk tidur, tentu kalori akan disimpan menjadi lemak.
Dalam jangka panjang, kebiasaan tidur setelah makan bisa membuat lemak tubuh semakin menumpuk, apalagi jika makanan sahur yang dikonsumsi tinggi karbohidrat dan lemak.
Di samping itu, tidur setelah makan sahur juga membuat perut jadi cepat lapar. Alhasil, rasa lapar yang ditahan ini akan membuat Anda makan lebih banyak saat buka puasa.
Makan terlalu banyak ini juga bisa membuat Anda malas untuk melanjutkan aktivitas. Lagi dan lagi, akan semakin banyak lemak yang ditimbun.
Kondisi tersebut bisa jadi risiko obesitas akan meningkat, jika Anda tidak mengubah kebiasaan setelah makan yang tidak sehat ini.
2.Asam lambung naik
Maag adalah keluhan yang umum terjadi. Biasanya, muncul akibat telat makan. Walaupun dapat membaik dengan sendirinya, maag bisa saja semakin bertambah parah.
Ini bisa menjadi bahaya jika Anda punya kebiasan sering tidur setelah makan sahur. Pasalnya, pada kondisi ini sistem pencernaan tidak mencerna makanan dengan baik.
Lambung akan secara otomatis meningkatkan produksi asam lambung untuk mempercepat prosesnya.
Di samping itu, ketika Anda tidur, gaya gravitasi akan melonggarkan klep lambung sehingga menyebabkan asam lambung dalam perut mengalir balik ke kerongkongan.
Asam lambung bisa mengikis lapisan dinding kerongkongan dan menyebabkan luka di kerongkongan.
Hal tersebut dapat bisa menyebabkan perut mulas, nyeri ulu hati, dan sensasi panas perih seperti terbakar pada dada hingga tenggorokan.
3.Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
Bila kebiasaan tidur setelah sahur membuat jumlah asam lambung yang dihasilkan menjadi terlalu banyak.
Selain menyebabkan masalah asam lambung naik (heartburn), kondisi tersebut juga bisa berkembang menjadi GERD (gastroesophageal reflux disease) atau refluks asam lambung.
GERD merupakan kelanjutan dari asam lambung naik yang sering terjadi setidaknya lebih dari dua kali per minggu.
Penyakit ini terjadi karena klep pemisah antara lambung dan tenggorokan tidak menutup sempurna sehingga memungkinkan asam lambung mengalir balik hingga ke kerongkongan.
Asam lambung dapat melukai tenggorokan dan menyebabkan berbagai gejala lainnya seperti berikut ini.
Panas seperti terbakar di ulu hati.
Makanan terasa naik ke kerongkongan.
Asam pada bagian belakang mulut.
Mulut pahit.
Mual dan muntah.
Perut kembung.
Kesulitan menelan.
Sendawa.
Batuk.
Suara serak.
Mengi.
Nyeri dada, terutama saat berbaring.
4.Sembelit
Normalnya, butuh waktu 2 jam untuk tubuh mencerna makanan sehingga lambung menjadi kosong. Sisa makanan akan berpindah ke usus untuk dipadatkan menjadi feses.
Namun, tidur setelah sahur akan melambatkan proses pencernaan sehingga makanan akan terlalu lama “berdiam diri” dalam perut.
Timbunan makanan dalam perut yang tidak kunjung dicerna bisa menyebabkan gangguan pencernaan seperti sembelit.
Ini karena usus akan menyerap banyak cairan dari feses sehingga membuat feses jadi kering dan padat. Alhasil, butuh usaha keras untuk mengeluarkannya dari dalam tubuh.
Risiko sembelit selama bulan puasa akan jadi lebih besar, karena umumnya tubuh kurang mendapatkan cairan dari biasanya.