Benarkah Tidurnya Orang saat Berpuasa Ramadhan Merupakan Ibadah?

Tantangan fisik selama berpuasa Ramadhan pun diuji, di antaranya menahan lapar dan haus, tubuh juga lebih terasa kurang berenergi.

Eko Faizin
Senin, 04 April 2022 | 04:37 WIB
Benarkah Tidurnya Orang saat Berpuasa Ramadhan Merupakan Ibadah?
Ilustrasi tidur saat berpuasa. [Unsplash]

SuaraRiau.id - Bulan Ramadhan pastinya digunakan umat Muslim untuk berlomba-lomba meraih keberkahan menjalankan ibadah secara sempurna.

Tantangan fisik selama berpuasa Ramadhan pun diuji, di antaranya menahan lapar dan haus, tubuh juga lebih terasa kurang berenergi.

Sejalan dengan itu, terdapat hadis populer berbunyi, “Tidurnya orang puasa merupakan ibadah, diamnya merupakan tasbih, amalnya dilipat-gandakan (pahalanya), doanya dikabulkan dan dosanya diampuni.”

Wakil Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) PP Muhammadiyah, Agus Tri Sundani menjelaskan kandungan maknanya, di luar perdebatan dan matan hadis terkait unsur kesahihannya.

Ia menyatakan bahwa makna hadis di atas bisa jadi benar jika niatnya benar. Akan tetapi, beraktivitas di bulan suci Ramadhan kata dia lebih afdhal dibanding tidur.

“Memang ada ungkapan tidurnya orang berpuasa adalah ibadah. Kalau tidurnya dalam rangka menghindari dari perbuatan yang sia-sia atau maksiat, maka itu bisa jadi ibadah. Tapi kalau tidurnya hanya untuk menghilangkan kepayahan, mengulur waktu menunggu waktu buka, itu namanya menyia-nyiakan. Sebenarnya ya boleh-boleh saja tidur, tapi tinggal niat tidurnya tadi,” ulas Agus seperti dikutip dari laman Muhammadiyah.or.id, Senin (4/4/2022).

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa arti puasa secara rukun adalah niat dan imsak, yaitu menahan diri dari segala hal yang merusak atau membatalkan puasa, bukan sekadar makan dan minum saja.

Bulan Ramadhan itu adalah bulan yang istimewa di mana seluruh amal perbuatan ditingkatkan balasan atau pahalanya, bahkan Allah sendiri yang membalas kebaikan pahala dari ibadah puasa itu,” ungkap dia.

Agus menerangkan bahwa pada masa Nabi Muhammad SAW, momen puasa jadi momen perjuangan melakukan perang.

“Jadi kalau di masa Rasulullah SAW, justru puasa itu sebagai momen untuk perjuangan di mana melakukan aktivitas perang di waktu itu. Bahkan kalau kita menarik konteksnya pada saat ini, lebih baik kita melakukan aktivitas kerja yang produktif daripada tidur," jelasnya.

"Karena kerja itu sendiri adalah bagian daripada ibadah yang jika dilaksanakan di bulan Ramadan, tentu pahalanya akan lebih banyak lagi daripada tidur,” sambung Agus.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini