Aktivis perempuan ini sebelumnya pernah belajar antropologi dan sastra Indonesia di Universitas Padjadjaran Bandung.
Dirinya bergabung dengan LSM Warsi Jambi, lembaga pendidikan bagi Orang Rimba, suku nomaden asli pedalaman hutan Jambi.
Atas pengalamannya dengan Orang Rimba, Butet dan rekan-rekannya terdorong untuk mendirikan Sokola Institut pada 2003.
Sebagai seorang aktivis terpelajar, Butet telah meraih banyak penghargaan internasional, salah satunya "Man and Biosphere Award" oleh Unesco tahun 2001.
Selain itu ia juga mendapatkan penghargaan Hero of Asia dari majalah Time tahun 2004, Ashoka Fellow 2006, Asia Young Leader 2007, Young Global Reader 2009.
Kemudian, Ernest and Young Indonesian "Social Entrepreneur of the Year" 2012, dan penghargaan Nobel Asia "Ramon Magsaysay Award" 2014.
Dari dalam negeri pun Butet Manurung mendapatkan Penghargaan Kebudayaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2015.