SuaraRiau.id - Pengacara Doddy Sudrajat sempat menyatakan meminta Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA) diganti wanita atau pria yang berjiwa perempuan.
Terkait pernyataan itu, Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait akhirnya buka suara. Ia mengungkapkan bahwa, hal itu tak bisa dilakukan karena menyalahi mekanisme yang ada.
"Itu menurut saya, gak ada urusan orang yang mengganti karena di Komnas Perlindungan Anak ada mekanismenya. Kok bisa-bisa dia mengatakan saya harus diganti dengan ketua perempuan karena saya dianggap kasar," ujar Arist Merdeka dikutip dari kanal YouTube ESGE Entertainment, Senin(24/1/2022).
Ia pun membantah tudingan bahwa dirinya kasar.
Arist, dikutip dari Hops.id--jaringan Suara.com, menyatakan bahwa selama ini anak-anak yang pernah ia tangani merasa enjoy saja.
"Oh enggak, saya sudah 33 tahun mengurusi anak-anak. Anak yang saya bela enjoy enjoy aja, keluarga-keluarga juga enjoy aja." jelas dia.
Arist menyatakan bahwa tidak ada ketentuan mengenai gender ketua Komnas PA, apakah harus laki-laki atau perempuan.
"Apa urusannya mengganti ketua Komnas Anak menjadi perempuan? Kalaupun laki-laki, harus berjiwa perempuan. Saya kira mereka gak tau siapa Arist Merdeka... Tapi gapapa, itu kan hak semua orang... Tetapi mekanisme tidak bisa atas ususlnya dia harus perempuan. Enggak ada di Indonesia ini ketua apa pun harus perempuan, harus laki-laki, sama aja." ungkapnya.
Lebih lanjut, Arist Merdeka menegaskan dirinya tak marah dengan pihak Doddy Sudrajat.
"Saya gak marah. Saya kalau mudah tersinggung, gak bisa jadi Ketua Komnas Perlindungan Anak." ujarnya.
Diketahui, kuasa hukum Doddy Sudrajat, Djamaludin sebelumnya mengatakan bahwa seharusnya ketua Komnas PA digantikan menjadi perempuan atau laki-laki berhati perempuan demi psikologis anak-anak.
"Kita juga menonton penjelasan dan klarifikasi beliau dengan beliau yang emosional di ruang publik. Kalau ketua Komnas Perlindungan Anak seperti itu, gimana nanti anak-anak? Pada kabur semua," kata Djamaluddin.
Bahkan, Djamaluddin menyebut psikologis anak-akan berpotensi terganggu.
"Psikologis mereka nanti bakal terganggu, kan, lebih baik ke depannya ketuanya itu perempuan atau laki-laki yang berhati perempuan. Jadi biar enak juga, ya, dilihat jadi juga enak, mudah-mudahanlah, ya, betul semua prosesnya," terang Djamaludin.