SuaraRiau.id - Singapura melarang sebuah buku kartun politik 'Red Lines: Political Cartoons and The Struggle Against Censorship' karena memuat gambar menghina Nabi Muhammad SAW.
Disitat dari The Straits Times, Menteri Urusan Muslim Singapura Masagos Zulkifli menolak tegas buku kartun berisi kartun Nabi Muhammad SAW.
Masagos mengungkapkan bahwa buku tersebut menyinggung umat Islam meskipun diterbitkan atas nama kebebasan berbicara dan berekspresi.
“Selain karikatur Nabi dan Islam, buku itu juga memuat gambar-gambar yang menghina agama lain. Penulis boleh saja mengatakan bahwa mereka tidak bermaksud menghina atau merendahkan, melainkan untuk mendidik, tetapi Pemerintah menolaknya,” ujarnya dikutip dari Terkini.id--jaringan Suara.com, Kamis (13/1/2022).
Menurut Masagos, gambar-gambar yang merendahkan dan menghina Nabi Muhammad telah menyebabkan kerusuhan di banyak negara, bahkan merenggut nyawa.
Sementara itu, perusahaan publikasi besar juga menahan diri untuk tidak mempublikasikan kartun-kartun tersebut.
Hubungan ras dan agama yang harmonis di Singapura butuh perhatian terus-menerus dari pemerintah dan masyarakat.
“Kami tidak ingin mengambil risiko apa pun yang akan mengurai kedamaian dan harmoni yang kita nikmati. Kami tetap berkomitmen untuk bekerja sama dengan semua komunitas agama guna melestarikan dan memperkuat kerukunan ras dan agama yang merupakan landasan masyarakat kita yang kohesif (bersatu padu),” terang Masagos.
Otoritas Pengembangan Media Infocomm (IMDA) sejak November tahun lalu juga menegaskan tak akan pernah mengeluarkan izin edar dan jual terhadap buku terbitan Agustus 2021 itu.
Disebutkan buku itu diklasifikasikan tidak pantas untuk beredar di Singapura berdasarkan Undang-Undang Publikasi yang Tidak Diinginkan karena mengandung konten menghina agama.
Buku karya profesor studi media Universitas Baptis Hong Kong Cherian George dan novelis grafis Sonny Liew itu telah didistribusikan di beberapa negara seperti Amerika Serikat. Isi bukunya mengkaji kartun-kartun politik di seluruh dunia.
Diketahui, konten buku itu termasuk kartun Nabi Muhammad SAW yang merupakan hasil reproduksi dari tabloid Prancis, Charlie Hebdo, yang memicu demonstrasi di negara-negara muslim.
Tak hanya itu, buku tersebut juga berisi gambar yang menghina Kristen dan Hindu.