“Pada awal ini kita akan membagikan 300 ribu paket obat itu. Kemudian nanti minggu depan akan diteruskan untuk paket kedua 300 ribu yang berikutnya,” jelas Jokowi.
Terkait tudingan pencitraan yang dilayangkan ke Jokowi, Staf Ahli Kementerian Komunikasi dan Informatika, Henry Subiakto turut berkomentar.
Henry Subiayo menilai bahwa wajar jika seorang pemimpin ingin mengetahui detak kehidupan rakyat secara langsung dengan masuk ke pemukiman agar bisa melihat mereka yang sedang kesusahan.
“Itu sesuatu yang baik. Khalifah Umar bin Khotob pun dulu juga blusukan ke rakyat, itu justru jadi contoh. Hanyak orang dengki yang semua hal dilihat dari sisi negatif,” katanya pada Jumat (16/7/2021) melalui akun Twitternya.
Namun, pernyataan Henry itu lalu dicibir seorang netizen yang mengatakan bahwa Umar bin Khattab membantu warga di tengah malam tanpa diketahui pemilik rumah.
“Kalau ini? Hahahaga, berjalan lenggak lenggok di tengah sinar lampu kamera diambil dari sudut yang pas menjadi booming. Dilan gitu loh,” kata Nas9519.
Henry lalu membalas bahwa zaman dulu saat Khalifah Umar memimpin berbeda dengan zaman sekarang.
“Dulu belum ada wartawan dan medsos bos. Sistem yang ada di ‘istana’ khalifah umar juga sudah beda dengan konteks sekarang,” kata Henry.
“Yang penting semangat dan niatnya. Dan itu tidak kelihat mata, tapi tergantung mata hati. Kalau hati yang ngelihat bagus, akan nampak bagus. Begitu pula sebaliknya,” tambahnya.