SuaraRiau.id - Pasca Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) menolak Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Kubu Moeldoko dimungkinkan bergabung dengan partai politik lain.
Pernyataan tersebut disampaikan pengamat politik dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Setia Budhi Rangkasbitung Harits Hijrah Wicaksana.
"Kami yakin kubu Moeldoko akan terjadi 'bedol desa' dengan bergabung ke partai politik lain," ujar Ketua STISIP Setia Budhi Rangkasbitung Harits Hijrah Wicaksana dikutip dari Antara, Senin (5/4/2021).
Dikatakan Harits, kemungkinan Kubu Moeldoko itu ada dua pilihan, antara lain akan terjadi "bedol desa" dengan bergabung ke partai politik lain.
Pilihan lainnya, sebutnya, jika amunisi dan sumber daya modal yang dimiliki cukup, bisa mendirikan partai politik baru.
Namun, pihaknya menganalisis secara logis dimungkinkan Kubu Moeldoko itu bergabung dengan partai politik lain, selain Partai Demokrat.
Sedangkan, kader lainnya juga ada yang kembali akan bergabung dengan Partai Demokrat.
Partai yang akan menjadi pilihan untuk bergabung nanti tentu sangat diuntungkan dengan bergabungnya Kubu Moeldoko itu.
"Yang saya tahu contohnya anak mantan Ketua Umum Partai Demokrat Hadi Utomo yang kini berkarir di Partai NasDem, dan mereka bisa saja bergabung," kata Dosen Utirta Serang itu pula.
Lebih lanjut, Harits juga ingin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mampu memainkan peran untuk rekonsiliasi, dengan merangkul kembali para pendiri Partai Demokrat dari Kubu Moeldoko itu.
Sebab, di sana terdapat Max Sopacua, Jhoni Allen Marbun, dan Marzuki Ali sebagai orangtua dan memiliki pengalaman sejarah.
"Kami berharap AHY bisa memainkan peran untuk merangkul pendiri partai, agar kaderisasi politik berjalan untuk menaikkan elektabilitas pada Pemilu 2024, dan sebaliknya akan merugi jika tidak merangkul karena akan kehilangan separuh suara," terang Harits. (Antara)