Perkenalkan Buah Jernang yang Nilai Ekonominya Lebih Tinggi dari Sawit

Buah jernang biasanya dipakai sebagai bahan pewarna untuk produk-produk yang menggunakan warna merah seperti komestik, dan biola.

Wakos Reza Gautama
Sabtu, 30 Januari 2021 | 09:27 WIB
Perkenalkan Buah Jernang yang Nilai Ekonominya Lebih Tinggi dari Sawit
buah jernang memiliki nilai ekonomi tinggi [Riau Online]

SuaraRiau.id - Selain sawit, ada komoditas lain yang juga bernilai tinggi secara ekonomi di Riau. Komoditas itu bernama buah Jernang. Banyak manfaat yang bisa didapat dari buah jernang ini. 

Biarpun banyak kegunaan, namun banyak orang belum menyadari akan manfaat dari buah jernang ini. 

Buah jernang biasanya dipakai sebagai bahan pewarna untuk produk-produk yang menggunakan warna merah seperti komestik, dan biola.

Untuk mendapatkan pewarna alami ini, pengolah jernang harus memukul-mukul kumpulan buah jernang yang ditempatkan dalam sebuah keranjang kecil. Dalam bahasa lokal disebut "pangisai" atau "pangguncang jonang." 

Baca Juga:Kalah Gugatan Karhutla, Perusahaan Sawit PT RAJ Wajib Bayar Rp 137,6 M

Hal ini dilakukan agar getah atau resin jernang yang menempel di buahnya dapat luruh. Proses ini biasanya dilakukan sebanyak 2 kali, agar seluruh getah jernang yang menempel di kulit buahnya dapat diambil.

"Jadi harus kita pukul-pukul supaya bisa diambil getahnya," jelasnya seorang petani pengelola Jernang, Hendriyanto dilansir dari Riau Online---jaringan Suara.com. 

Setelah seluruh resinnya diperoleh, pengolah jernang akan membiarkannya selama satu hari penuh, hingga seluruh resin jernang mengkristal. Atau jika ingin mendapatkan warna lebih merah pekat, dapat juga diendapkan bersama air panas.

Tidak sampai disitu aja. Buah jernang yang sudah diambil getahnya, masih dapat diolah kembali. Para pengolah jernang akan menumbuk buah jernang hingga menjadi bubuk. Para pengolah jernang menyebut sebagai 'tepung jonang.'

Harga resin jonang dan tepung jonang tidak jauh berbeda. Hendriyanto mengatakan, kini harga jernang di pasaran berkisar dua juta rupiah per kilogramnya.

Baca Juga:Produktivitas Sawit Indonesia Disusul Malaysia

Hal ini diamini Yayasan Hutan Riau, LSM yang selama ini mendampingi Kelompok Tani Hutan (KTH) Bukik Ijau menyebut Harga ekonomis jernang ini sebetulnya sangat tinggi apabila dibandingkan dengan sawit yang selama ini menjadi komoditas utama di Riau. 

"Satu Ha bisa ditanam 200-700 batang jernang, Estimasi kasar hitungan per tahun, 1 Ha jernang sebanding dengan hasil 15 Ha sawit," ujar Direktur Program Yayasan Hutan Riau, Melki Rumania

Secara matematis sederhana, Melki menjelaskan satu batang jernang kalau sudah berbuah normal, tandan buahnya bisa 13-17 tandan. Tandan itu beratnya 500-1500 gram. Dari berbentuk jantung sampai buah maksimal untuk dipanen berkisar 11-13 bulan. 

"Anggap lah harganya sekarang Rp. 2 juta saja, artinya satu batang jernang bisa menghasilkan uang Rp 1, 6 juta," ungkap Melki. 

Bahkan menurut Melki, hitungan ini justru adalah hitungan minimalis, dalam kondisi realnya justru hasilnya lebih tinggi lagi. 

"Untuk jernang itu hitungannya sudah sangat minimal sekali, kita belum menghitung jernang jantung yang tumbuh berumpun. Satu batang ditanam, bisa belasan batang naik ke atas," terang Melki.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini