Momen 21 Januari 1761: Tonggak Awal Perjuangan Sultan Siak III

Diceritakan perseteruan dua orang anak Raja Kecil tersebab berebut kebesaran negeri yang dibangun oleh ayahnya Raja Kecil Siak.

Eko Faizin
Kamis, 21 Januari 2021 | 17:12 WIB
Momen 21 Januari 1761: Tonggak Awal Perjuangan Sultan Siak III
Tangkapan Layar dari Atlas Murtual Heritage, Kaart Van Een Expeditie Op de River Van Siak, Sumatera 1761. Tergambar kapal- kapal Ekpedisi sudah Berlabuh di Pulau Guntung. Peta tersebut dilukis oleh Vries, Jan Andriesz Seorang Ahli Landmeter Belanda yang ikut dalam ekspedisi tersebut. [Istimewa]

Dalam instruksi tersebut dikatakan agar mengirimkan ekspedisi Penaklukan ke Siak.

Ekspedisi terdiri dari empat kapal brigantin dan satu Pencalang diantaranya bernama De Draak, Het Zeepaard, De Vrijhehid, De Buis, Paarl De Amour dan Het Pasgeld.

Ekpedisi itu dipimpin oleh Letnan Laut Buijs dan jurumudi utama Jacob Wiek, Sjouke Jansz, Westerhout dan Hendrick Stuurman untuk menghukum dan mengekang Raja Siak yang bermarkas di Mempura, yang Belanda anggap sebagai Lanun dan Perompak di Selat Melaka yang menggangu pelaut-pelaut Eropa dan cina dan mengganggu alur perdagangan serta membunuh 65 orang Eropa di Pulau Guntung dua tahun sebelumnya.

Hal senada juga dikatakan salah satu pegiat sejarah di Kabupaten Siak, Budi Rahmad Ramadhan menceritakan intruksi penaklukan Kerajaan Siak juga tercatat dalam catatan melayu yang berbentuk syair.

"Peristiwa tentang perang di Siak juga dirangkum dalam sebuah catatan melayu dalam bentuk syair yaitu Syair Perang Siak dan Syair Raja Siak," jelas Budi Rahmad Ramadhan kepada SuaraRiau.id, Kamis (21/1/2021).

Masih kata Budi, Dalam syair tersebut juga digambarkan nama-nama panglima perang dari Kerajaan Siak pada masa itu.

"Tercatat juga ada nama beberapa Raja melayu yang ikut membantu Raja Ismail di Siak," jelasnya.

Nama panglima tersebut, kata Budi lebih jauh, Panglima Kulub, Panglima Ahmad, Panglima Kenaikan, Panglima besarnya adalah Tengku Muhammad Ali, Panglima Bujang Sembilan, Tengku Abdullah saudara Sultan Ismail, Tengku Musa, Tengku Abdul Rahman.

Syekh Salim, Raja Dewa Indra, Orang Kaya Sri Akar Raja, Orang Kaya Raja Lela Muda Penghulu Tanah Datar, Orang Kaya Raja Lela Wangsa, Orang Kaya Raja Indra Pahlawan Penghulu Lima Puluh, Syahbandar Muin, Syahbandar Bukit Batu, Encik Muhil saudara Encik Qari, Panglima Latif, Penghulu Betung, Penghulu Hamba Raja, Penghulu Kubu, Panglima Anum Berida utusan dari Palembang

"Untuk Raja yang membantu Sultan Ismail ada Raja Lontar penguasa Sungai Rokan dan Panglima Campha," papar Budi.

Selain itu, Ekspedisi Penaklukan Siak guna mendudukkan Raja Alamuddinsyah (Putra Tertua Raja Kecik) sebagai pengganti adiknya Tengku Buwang yang baru saja wafat beberapa bulan sebelumnya.

Selanjutnya, komisi itu berkewajiban untuk segera dan secepat mungkin kembali mendirikan benteng di Pulau Guntung yang telah luluh lantak oleh Tengku Buwang dan pengikutnya.

Dari Jurnal Visboom selaku komisaris dalam ekspedisi tersebut, pada 25 Januari 1761 mereka sudah sampai di Pulau Guntung. Belanda tidak menjumpai musuh dari Siak, akhirnya eskader itu berlabuh di depan Pulau Guntung dan pada hari itu juga kembali dikibarkan bendera Belanda di sana.

Di Pulau Guntung Belanda menjumpai tulang belulang orang yang terbunuh, dan lebih banyak lagi bekas-bekas dari keganasan dan dilakukan pembersihan dihari berikutnya untuk mendirikan bangunan diatas pondasinya.

Dan Belanda melihat keadaan tulang-tulang yang berserakan itu yaitu tulang belulang serdadu bangsa Eropa yang terbunuh.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini