Demi Cairkan Biaya Pemakaman, Warga Desa Ini Sampai Bawa Mayat ke Bank

Warga desa berusaha mencairkan tabungan dari buruh tani yang meninggal dunia

Fitri Asta Pramesti | Rima Suliastini
Jum'at, 08 Januari 2021 | 09:08 WIB
Demi Cairkan Biaya Pemakaman, Warga Desa Ini Sampai Bawa Mayat ke Bank
Ilustrasi mayat/ kamar mayat/ jenazah. (Shutterstock)

SuaraRiau.id - Seorang buruh tani yang meninggal dunia membuat para tetangga membawa jasadnya ke bank untuk mencairkan tabungan miliknya. 

Pencairan tabungan dilakukan untuk keperluan biaya pemakaman. Sebab, buruh tani yang meninggal dunia pada 55 tahun itu tak memiliki anggota keluarga,

Menyadur Mint, Jumat (08/01/2021), peristiwa ini terjadi di negara bagian Bihar timur. Mayat bernama Mahesh Yadav ini dibawa oleh tetangganya agar segera dikremasi. 

Mahesh Yadav adalah seorang buruh tani dan ia meninggal pada Selasa pagi setelah mengalami sakit berkepanjangan dan tak memiliki anggota keluarga.

Baca Juga:Serba Cepat, Proses Pemakaman Dua Jenazah Terduga Teroris di Sulsel

Mayatnya ditemukan oleh tetangganya beberapa jam setelah ia menghembuskan nafas terakhir. Warga desa lantas memeriksa isi rumah Mahesh untuk mencari barang berharga agar bisa membuat upacara pemakaman.

Rupanya Mahesh ini disebutkan memiliki tabungan dengan saldo USD 1.600 yang setara Rp 22 juta.

Tak mau menunda waktu, warga desa pergi menuju bank sambil membawa buku tabungan dan mayat Mahesh untuk mencairkan uang tersebut.

(Shutterstock)
Ilustrasi bank. (Shutterstock)

Polisi mengatakan mereka menolak untuk meninggalkan bank sebelum manajer cabang mencairkan uang yang akan dipakai untuk upacara pemakaman ini.

"Penduduk desa menuntut bank memberi mereka uang dari rekeningnya untuk kremasi atau mereka tidak akan mengkremasinya," kata polisi setempat Amrendar Kumar.

Baca Juga:Upacara Pemakaman Maradona Dikritik Jadi Penyebaran Covid-19 di Argentina

Bank akhirnya mencairkan dana yang mereka minta setelah mendapat intervensi dari kepolisian. Manajer cabang Canara Bank, Sanjeev Kumar mengatakan pemandangan itu menimbulkan kepanikan.

"Itu kasus pertama yang terjadi. Setelah lebih dari satu jam, saya memberi mereka uang (USD 135 atau sekitar Rp 1,9 juta) dan mereka akhirnya meninggalkan bank dengan mayat untuk kremasi."

Tetangganya, Shakuntala Devi mengatakan Mahesh tak punya tanah dan tidak menerima dukungan apapun dari pemerintah.

"Tidak ada yang menjaganya meskipun dia telah sakit selama berbulan-bulan. Kami biasa menyediakan dia makanan yang dimasak dan hal-hal lain," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini