Ondy, pada sesi seminar yang dihadiri mayoritas oleh mahasiswa, mengatakan tugas itu jadi pengalaman paling berharga selama ia berkarir sebagai diplomat di Kementerian Luar Negeri RI.
“(Awalnya, red) saya khawatir juga akan keselamatan diri, karena belum tahu seperti apa situasi di pusat wabah, belum tahu apakah itu (Covid-19) ditularkan airborne (lewat udara, red) atau lewat droplet. Tantangan tugas itu adalah bagaimana meyakinkan diri sendiri, tetapi yang saya pikirkan bagaimana mereka (WNI, red) yang terjebak di Wuhan, pasti mereka lebih khawatir,” terang Ondy.
Meskipun kerja pelindungan tahun ini didominasi oleh pemulangan WNI, Ondy mengatakan Pemerintah Indonesia melalui kantor perwakilannya di luar negeri juga masih menyediakan bantuan dan pendampingan untuk kasus lain, misalnya terkait pelanggaran aturan imigrasi, ketenagakerjaan, dan kasus hukum pidana atau perdata. (Antara)