Pilah-pilih Sampah dari Rumah Demi Selamatkan Lingkungan

Pemilahan sampah mulai dari rumah merupakan cara termudah membantu menjaga dan menyelamatkan lingkungan.

M. Reza Sulaiman | Lilis Varwati
Senin, 26 Oktober 2020 | 18:38 WIB
Pilah-pilih Sampah dari Rumah Demi Selamatkan Lingkungan
Ilustrasi sampah makanan. (dok. Suara.com)

SuaraRiau.id - Pemilahan sampah mulai dari rumah merupakan cara termudah membantu menjaga dan menyelamatkan lingkungan.

Koordinator Organik Waste4Change Khairunnisa Y. Humaam mengatakan, permasalah sampah sebenarnya bisa diatasi dari masing-masing rumah tangga. Cara paling sederhana dengan mulai melakukan pemilahan sampah.

Ia menyampaikan bahwa setengah dari sampah yang beraa di TPA berupa jenis sampah organik yang seharusnya bisa dimanfaatkan sebagai kompos.

Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sampah organik per hari mencapai 87.500 kilogram di TPA tanpa pengolahan apa pun.

Baca Juga:Selain Kebakaran, Ini Bahaya Puntung Rokok Bagi Lingkungan

"Itu kira-kira sebesar GBK atau 1,5 kali tingginya GBK," katanya dalam webinar bersama media, Senin (26/10/2020).

Dari jumlah tersebut, 48 persen di antaranya merupakan sampah makanan. Meski organik, Khairunnisa menyampaikan bahwa sampah tersebut juga memiliki dampak buruk bagi lingkungan, karena bisa menghasilkan gas amonia juga bisa mengikis lapisan ozon bumi.

Karena itu, Khairunnisa menyampaikan, sampah organik sebaiknya dipilah sejak masih berada di dalam rumah.

Menurutnya, cara paling sederhana adalah dengan tidak menyisakan makanan apa pun yang dikonsumsi tujuannya untuk mengurangi jumlah sampah yang dibawa ke TPA.

"Mengurangi sampah. Contohnya, kalau makan dihabiskan. Kalau kenyang bisa disimpan dulu atau dikasihkan ke yang lain," katanya.

Baca Juga:Dapat Air Kiriman, Satu Ton Sampah Diangkut dari Pintu Air Manggarai

Kalaupun tetap ada sampah organik, disarankan untuk diolah menjadi kompos skala rumahan.

Ia memaparkan, kompos bisa dibuat dengan mencampurkan sampah dapur yang basah dengan sampah taman yang cenderung kerung seperti dedaunan.

Komposisinya sebaiknya dibuat 1:2 untuk sampah dapur dan sampah taman. Sebab kompos yang bernutrisi harus lembab.

"Komposting juga berarti kita kasih makanan ke makhluk mikro dan makro biota secara frekuensi satu minggu sekali sampai terurai. Bisa jadi tambahan media tanam kita. Bisa campur minimal kompos dipakai tanah dulu. Kalau mudah peroleh dicampurkan dengan sekam baru dipakai ke tabulapot," paparnya.

Menurutnya, kompos organik itu sangat bermanfaat bagi tanaman karena tidak ada campuran bahan kimia apa pun.

"Tanaman sehat karena pure organik tanpa campuran kimia apa pun. Hemat tanpa harus beli pupuk kimia, menyelamatkan lingkungan juga. Olah sampah sendiri dapat menurunkan timbunan sampah di TPA," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini