Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Minggu, 08 Juni 2025 | 11:27 WIB
Tumpukan Sampah di Pasar Agus Salim Pekanbaru, Pedagang: Baunya Menyiksa. [Herianto Wibowo/RiauOnline]

SuaraRiau.id - Perkara sampah menjadi permasalahan yang tak kunjung selesai di Kota Pekanbaru. Tak hanya jalanan kecil dan jalan protocol, pemandangan tumpukan sampah masih sering terlihat.

Salah satunya tumpukan sampah di Pasar Agus Salim Pekanbaru.

Tumpukan sampah ini didominasi limbah sayur, plastik, dan sisa dagangan itu tampak berserakan tanpa penanganan sejak beberapa hari terakhir.

Seorang pedagang sayur Pasar Agus Salim, Sri (42) menyatakan sampah-sampah tersebut sudah tiga hari menumpuk di lokasi itu.

Baca Juga: Pekanbaru Masuk Kota Intoleran, DPRD Protes ke SETARA Institute: Framing

Baunya pun menyengat, mengganggu para pedagang dan pembeli yang beraktivitas di pasar tersebut.

"Sudah tiga hari ini sampah tak diangkut. Kami terpaksa jualan di dekat tumpukan sampah, baunya menyiksa," kata Sri dikutip dari Riauonline.co.id--jaringan Suara.com, Sabtu (7/6/2025).

Pantauan di lapangan, beberapa titik di sekitar pasar dipenuhi sampah yang mengalir hingga ke selokan, memicu genangan air dan menambah kesan kumuh di kawasan tersebut.

Lebih dari itu, bau busuk juga sudah sampai ke permukiman warga yang berada di belakang pasar.

Mulyadi (54), seorang pengunjung pasar, menyebutkan kondisi ini mengganggu kenyamanan berbelanja. Ia bahkan mempertimbangkan untuk pindah berbelanja ke pasar lain.

Baca Juga: Waspada Pancaroba, Sudah 392 Warga Pekanbaru Terjangkit DBD

"Banyak lalat, bau tak tertahankan. Mau beli daging atau sayur pun jadi tak nyaman. Padahal ini pasar pusat kota," sebut dia.

Aroma tak sedap menyambut siapa pun yang melintas di kawasan tersebut.

Para pengendara motor terlihat menutup hidung saat melintas, berusaha menghindari bau menyengat dari tumpukan sampah yang memenuhi lantai bangunan terbengkalai.

Lebih dari sekadar estetika, tumpukan sampah itu juga menimbulkan kekhawatiran lain. Seperti munculnya hewan liar seperti tikus dan anjing liar mulai berkeliaran di sekitar lokasi sampah, membuat warga khawatir akan risiko penyakit dan bahaya bagi anak-anak yang bermain di sekitar rumah.

Ambil alih pengangkutan sampah

Sementara itu, sebelumnya Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru menyatakan mengambil alih pengangkutan sampah dari pihak swasta, PT Ella Pratama Prakasa (EPP), Kamis (5/6/2025).

Pengambil alihan pengangkutan ini dilakukan, pasca armada dan karyawan PT EPP mogok kerja.

Kondisi ini membuat tumpukan sampah di Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang tersebar di kota ini tidak terangkut.

"Kita dapat laporan pegawai mereka mogok. Kita ambil alih supaya sampah tidak menumpuk," kata Plt Kepala DLHK Kota Pekanbaru, Reza Aulia Putra, Kamis (5/6/2025) siang.

Ia menuturkan, bahwa pihaknya juga telah berkoordinasi dengan dinas lainnya terkait peminjaman armada untuk pengangkutan sampah.

DLHK meminta bantuan Dinas PUPR dan instasi lainnya untuk peminjaman armada dan SDM yang dibutuhkan.

"Kita akan berupaya maksimal, kita koordinasikan dengan semua pihak supaya tidak terjadi tumpukan sampah," jelasnya.

Reza menjelaskan, armada dan karyawan PT EPP mogok kerja lantaran gaji mereka belum kunjung dibayarkan oleh pihak perusahaan.

Diketahui rekening perusahaan tersebut telah diblokir karena permasalahan hukum yang dialami oleh direksi PT EPP dengan Pemprov Banten.

"Kita sudah ingatkan jauh-jauh hari supaya mereka mengantisipasi hal ini, terkait adanya permasalahan hukum terhadap direktur mereka yang lama. Kita mau bayar pun tidak bisa karena rekening mereka diblokir," jelas Reza.

Reza menambahkan, dengan kondisi yang terjadi saat ini maka berkemungkinan besar Pemko Pekanbaru akan melakukan putus kontrak kerjasama dengan PT EPP.

"Kami akan laporkan ke Bapak Wali Kota, dan mempersiapkan administrasinya. Tapi yang paling penting kita mau bereskan dulu, kalau perlu kita lemburkan untuk angkut sampah yang menumpuk di jalan-jalan," tegas dia.

Load More