Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Senin, 02 September 2024 | 10:53 WIB
Sejumlah Piyau Bakajang Kain atau perahu kayu berhias kain berderet menyusuri Sungai Subayang, Kampar Kiri Hulu, Kampar di Karimba Fest 2024, Sabtu (31/8/2024). [Suara.com/Eko Faizin]

Ninik mamak Desa Tanjung Belit, Amrin menuturkan masyarakat merasa terbantu dengan pendampingan kolaborasi di sekiar aliran Sungai Subayang.

Masyarakat di desanya terbantu ekonominya. Salah satu yang dirasakan manfaatnya ialah budidaya pohon gaharu.

"Budidaya gaharu, saya salah satu yang merasakan manfaatnya," ungkap Amrin.

Dia pun menuturkan jika program pendampingan tersebut mendukung kemajuan pariwisata desa, salah satunya wisata Air Terjun Batu Dinding.

Baca Juga: Pekerja Bibit Akasia Diserang Harimau, Ini yang Dilakukan BBKSDA Riau

Terkait Karimba Fest, Amrin mengatakan menjadi ajang silaturahmi bagi warga selain mengenalkan potensi keragaman budaya, kuliner hingga kerajinan bagi pengunjung.

"Bagus. (Karena) sanak famili kita yang berada di luar atau kampung lain bisa berkumpul di acara itu," jelas Datuk Marajo Desa Tanjung Belit itu.

Sementara itu mewakili Menparenkraf Sandiaga Uno, Direktur Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf, Florida Pardosi menyampaikan bahwa Festival Karimba bukan hanya sekadar perayaan budaya.

"Tetapi juga sebuah langkah nyata dalam pariwisata berkelanjutan yang mengutamakan tiga pilar utama yakni planet, people dan profit," sebut Florida dalam sambutan pembukaan.

Dia menjelaskan, Karimba Fest merupakan contoh nyata bagaimana pariwisata dapat berkembang tanpa mengesampingkan kelestarian alam dan pemberdayaan masyarakat.

Baca Juga: Kronologi Pekerja Diterkam Harimau di Kawasan Konsesi Pelalawan

Yang membuat bangga, Desa Tanjung Belit masuk dalam nominasi 50 besar desa wisata terbaik Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024.

Load More