Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Senin, 25 Maret 2024 | 14:40 WIB
Pekerja PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) ikut gerakan Earth Hour 2024, Sabtu (23/3/2024) malam. [Dok PHR]

SuaraRiau.id - Kawasan Komplek Perumahan pekerja PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Rumbai, Pekanbaru yang semula terang mendadak gelap gulita, Sabtu (23/3/2024) malam. Ada apa?

Rupanya para penghuni rumah yang merupakan para pekerja PT PHR melakukan gerakan Earth Hour 2024. Hanya bias-bias cahaya jadi temaram dari balik jendela-jendela rumah tepat pukul 20.30 WIB.

“Tidak hanya mematikan lampu (switch off) selama satu jam, kami juga mematikan sejumlah barang elektronik lainnya,” kata Ray, salah satu pekerja.

Earth Hour sendiri adalah aksi kampanye untuk mengajak masyarakat lebih peduli terhadap isu pemanasan global dan perubahan iklim. Aksi Earth Hour merupakan gerakan global yang diselenggarakan setiap tahunnya pada Sabtu terakhir bulan Maret. 

Selama satu jam, mulai dari pukul 20.30-21.30 waktu setempat, masyarakat diajak untuk mematikan lampu dan peralatan elektronik yang tidak diperlukan. Ini adalah simbol persatuan untuk menunjukkan kepedulian terhadap bumi.

Selain mematikan lampu, manajemen PHR mengajak pekerja juga mematikan seluruh perangkat elektronik yang tidak terpakai. Enam puluh menit tanpa listrik akan sangat berarti bagi bumi untuk istirahat dari polusi cahaya.

"Sebuah langkah kecil yang memiliki makna besar untuk bersama-sama melindungi bumi,” kata Corporate Secretary PHR Rudi Ariffianto, Minggu (24/3/2024). 

Earth Hour bukan hanya sekadar mematikan lampu. Ini adalah tentang kesadaran akan pentingnya hemat energi dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Penggunaan energi yang berlebihan berkontribusi terhadap perubahan iklim, yang berdampak pada kesehatan planet dan semua kehidupan di dalamnya.

“Gerakan sederhana ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi masyarakat luas untuk bersama-sama peduli bumi. Berikan satu jam untuk bumi dengan menghabiskan enam puluh menit melakukan hal positif bagi planet kita,” imbuh Rudi. 

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang energi, PHR konsisten dalam kegiatan penyelamatan lingkungan serta mengatasi perubahan iklim. Hal itu ditunjukkan dari sejumlah kebijakan maupun implementasi program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).

Salah satunya komitmen dalam penggunaan energi hijau (green energy). PHR tengah merampungkan Pembangunan Pembangkit Listrik Bertenaga Surya (PLTS) yang terbentang 28,2 hektare di Kawasan perumahan pekerja di wilayah kerja (WK) Rokan. PLTS ini nantinya akan berdampak pada pengurangan emisi CO2 sebanyak 23.000 ton pertahun yang tentunya berdampak positif bagi bumi. 

Sejumlah program TJSL di bidang lingkungan di antaranya penguatan kelompok bank sampah, kampung iklim dan Desa Energi Berdikari melalui Pembangunan 20 unit reaktor biogas dengan pemanfaatan kotoran sapi di Desa Mukti Sari, Kecamatan Tapung, Kampar. Sedangkan satu reaktor biogas lainnya berada di Kecamatan Rumbai. 

Sejauh ini, total energi yang dihasilkan dari 21 unit instalasi biogas mencapai 288 KWh perhari atau 105.402 Kwh pertahun. Warga juga bisa menghemat penggunaan LPG secara rerata tiga tabung perbulannya atau setara Rp75.000 per tahun.

Tidak hanya menghasilkan energi, instalasi biogas turut memberikan efek berganda bagi masyarkat. Kelompok masyarakat binaan PHR ini juga mampu memproduksi bioslurry atau pupuk cair dan padat hingga menjadi pundi-pundi pendapatan bagi baru bagi masyarakat.

Load More