Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Selasa, 20 Februari 2024 | 13:04 WIB
Ilustrasi garis polisi lokasi bunuh diri. [Suara.com/Andri Yanto]

SuaraRiau.id - Kasus bunuh diri pria bernama Wagino (55) warga Pelalawan, Riau sempat dikaitkan dengan tim sukses calon legislatif (timses caleg). Korban disebut merupakan timses yang calegnya gagal.

Terkait kabar viral itu, Kapolres Pelalawan, AKBP Suwinto membantahnya. Korban bukanlah merupakan seorang timses caleg pada Pemilu 2024.

“Yang bersangkutan bukan timses. Untuk datanya bisa langsung ke Kasi Humas ya," ujarnya kepada Suara.com, Selasa (20/2/2024).

Kasi Humas Polres Pelalawan, AKP Edy Harianto juga membantah berita yang menyebutkan kalau korban adalah tim sukses caleg. 

"Tidak ada timses atau caleg yang bunuh diri, kalau kasus bunuh diri ada," sebutnya.

Edy mengungkapkan jika korban ditemukan tewas gantung diri di pohon rambutan di kebun karetnya wilayah Desa Sidomukti, Kecamatan Pangkalan Kuras, Pelalawan pada Kamis (15/2/2024) lalu.

Ia menjelaskan kronologi korban tewas gantung diri. Awalnya pagi harinya, korban sempat membagikan mesin air kepada masyarakat di dekat rumahnya.

Sekitar pukul 09.00 WIB, korban meminjam sepeda motor milik temannya bernama Soleh untuk pergi ke kantor desa melihat hasil pemilihan umum.

Setelah beberapa jam tidak kunjung kembali. Soleh kemudian mencari keberadaan korban di sekitar desa dan kebunnya, namun tidak ditemukan.

"Sementara itu di tempat terpisah, Paimun yang sehari-hari bekerja di kebun korban, melihat sepeda motor terparkir di kebun karet. Ketika didekati dia melihat korban tergantung di pohon rambutan dengan tali putih yang melilit lehernya," kata AKP Edy.

Mendapati hal itu, Paimun kemudian melapor kepada Soleh dan rekan-rekan lainnya. Namun saat warga mendatangi TKP korban sudah tak bernyawa.

Polisi lalu melakukan olah TKP dan mendatangi korban yang sudah dibawa ke Puskesmas Pangkalan Kuras. Hasil visum luar oleh dokter jaga menunjukkan adanya bekas tali di leher korban yang menyebabkan kematiannya. 

Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan fisik lainnya.

"Pihak keluarga menerima dengan ikhlas atas meninggalnya korban dan tidak akan menuntut pihak manapun. Mereka juga menolak untuk dilakukan otopsi," ucap Edy.

Catatan Redaksi: Hidup seringkali sangat sulit dan membuat stres, tetapi kematian tidak pernah menjadi jawabannya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecenderungan bunuh diri, silakan hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah sakit terdekat.

Bisa juga Anda menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri melalui email janganbunuhdiri@yahoo.com dan telepon di 021 9696 9293. Ada pula nomor hotline Halo Kemkes di 1500-567 yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan, 24 jam.

Load More