Di antara arus sedang dan pohon bakau hijau itu, pompong yang dinahkodai Baharuddin itu melaju dengan kecepatan sedang. Sesekali ia merobah arahnya untuk menstabilkan laju pompong dan menjaga agar semua tetap baik-baik saja.
Pengalaman Baharuddin sebagai nahkoda pompong memang tak diragukan lagi, bahkan ia seakan sudah satu hati dengan kendaraan sumber nafkahnya itu.
Buktinya, pendistribusian logistik ke 3 desa itu dituntaskan dalam waktu kurang dari 5 jam.
Awalnya, semua logistik untuk Desa Kuala Tolam didistribusikan dengan petugasnya Bripka Said Idrus Personil Propam Polres Pelalawan, Bripka Deni Pritama, Bhabinkamtibmas, Sertu Pendik KP, Babinsa dan Raistar KPPS Desa Kuala tolam.
Selanjutnya, perjalananpun dilanjutkan ke Desa Ransang lokasi tugas Bripka Dendi bersama Bripka Fahmizar Bhabinkamtibmas, Serda Samsudin Babinsa dan Bobi Parmawan selaku KPPS Desa Ransang.
Kemudian Desa Sungai Ara ditugaskan Aipda Hendrial SH Personil Sat Reskrim Polres Pelalawan, Aiptu Agustinus Bhabinkamtibmas, Koptu Erig, Babinsa dan Imus KPPS Desa Sungai Ara.
Total ada 45 kotak beserta surat suara dan alat kelengkapan yang didistribusikan untuk 9 TPS di 3 desa tersebut.
Banjir terbesar dan terlama sepanjang sejarah Pelalawan itu nyaris menenggelamkan euforia Pemilu 2024 di Desa Ransang, Desa Kuala Tolam dan Desa Sungai Ara.
Di tengah banjir itu, warga yang sudah hampir pasrah kembali tersenyum melihat Bripka Dendi dan tim pengawalan dan pengaman logostik serta Tempat Pemungutan Suara (TPS) datang membawa secercah harapan. Harapan itu logistik Pemilu 2024!
Bripka Dendi mengisahkan jika menjadi petugas pengawalan logistik Pemilu bukanlah hal baru baginya. Pasalnya, ia selalu mendapat tugas dalam siklus lima tahunan itu sejak 2009.
Masih segar dalam ingatannya, pada 2009 bertugas di Desa Ransang Kecamatan Pelalawan. Saat itu, pengawalan logistik disalurkan lewat jalan darat.
Tak hanya itu, pada Pemilu 2014 juga bertugas di Desa Sungai Upih Kecamatan Kuala Kampar. Kemudian 2019, ditugaskan ke Desa Sidomukti Kecamatan Pangkalan Kuras hingga 2024 ini ia kembali lagi ke Desa Ransang Kecamatan Pelalawan.
Meski sudah malang melintang sebagai petugas pengawalan dan pengamanan logistik Pemilu, bagi Bripka Dendi perjalanan tahun ini adalah yang paling menantang dan bersejarah dalam kariernya.
Alasannya, karena tahun ini, menerjang arus Sungai Kampar menjadi satu-satunya pilihan untuk sampai ke Desa Ransang yang pada 2009 ia akses menggunakan jalur darat.
Tak hanya itu saja, menurut Bripka Dendi banjir tahun ini adalah banjir terbesar dan terparah dalam sejarah karena dalam satu bulan Sungai Kampar kerap mengamuk dan meluap.
Tag
Berita Terkait
-
'Garis Tangan, Campur Tangan, Buah Tangan': Puan Maharani Bongkar Borok Demokrasi Pemilu
-
Sutradara Merah Putih One For All Banjir Tawaran Wawancara, Sampai Punya Julukan Ini
-
Antrean Penumpang Mengular Kemarin Gegara Banjir dan Galian, Manajemen Transjakarta Merespons
-
Banjir Jakarta Hari Ini: Pintu Air Pasar Ikan Siaga 2, Genangan di Jakbar dan Jaksel Capai 70 cm
-
Jakarta Kembali Dikepung Banjir, Satu RT di Jakbar dan Jalan Ciledug Raya Terendam 30 Cm
Terpopuler
Pilihan
-
Profil Riccardo Calafiori, Bek Arsenal yang Bikin Manchester United Tak Berkutik di Old Trafford
-
Breaking News! Main Buruk di Laga Debut, Kevin Diks Cedera Lagi
-
Debut Brutal Joan Garcia: Kiper Baru Barcelona Langsung Berdarah-darah Lawan Mallorca
-
Debit Manis Shayne Pattynama, Buriram United Menang di Kandang Lamphun Warrior
-
PSIM Yogyakarta Nyaris Kalah, Jean-Paul van Gastel Ungkap Boroknya
Terkini
-
Oknum Pegawai Negeri Sumbar Ketahuan Istri Ngamar dengan ASN Riau Tanpa Busana
-
Diperintah Prabowo, Anggota DPRD Siak Ini Bagikan Bendera Merah Putih
-
Ketika Gajah Khidmat Peringati Kemerdekaan RI, Kasih Bunga ke Petugas Upacara
-
Gelar Consumer Expo 2025, BRI Suguhkan KPR Ringan 2,40% di Bandung
-
Dirgahayu RI ke-80, BRI Tegaskan Komitmen Lewat 8 Langkah Dukung Kedaulatan dan Kemajuan Bangsa