Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Jum'at, 19 Januari 2024 | 12:36 WIB
Banjir di Pelalawan. [Ist]

SuaraRiau.id - Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto melakukan kunjungan kerja ke Riau selama dua hari, 18-19 Januari 2024. Kedatangannya ini untuk mengecek kondisi banjir dan para pengungsi yang terdampak di 10 Kabupaten/Kota.

Dia juga menyampaikan jika air yang menyebabkan banjir bukan hanya dari Riau, akan tetapi berasal dari provinsi tetangga, Sumatera Barat (Sumbar).

“Air ini tidak hanya dari Provinsi Riau tapi juga dari Provinsi Sumatera Barat,” ungkap Suharyanto.

Suharyanto mengatakan bahwa intensitas hujan yang terjadi merupakan siklus 20 tahunan, namun bisa diperkecil dengan modifikasi cuaca. Ia menyebut lantaran intensitas hujan yang tinggi ini membuat debit sungai dan danau meluap.

Menurutnya, pemerintah melalui BNPB bersama instansi dan lembaga terkait lainnya terus berupaya melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mengurangi intensitas hujan di suatu wilayah.

BNPB juga memberikan anggaran siap pakai kepada Kabupaten/Kota, yang telah menetapkan status siaga darurat banjir sebesar Rp250 juta untuk masing-masing daerah. 

“Masing-masing daerah terdampak banjir mendapat anggaran sebesar Rp250 juta, Provinsi Rp350 juta, Korem dan Polda Rp250 juta,” kata Suharyanto.

Tak hanya itu, pemerintah juga menyiapkan logistik berupa tenda, genset, perahu karet dan keperluan lainnya untuk mempercepat penanganan banjir. 

Diketahui, BPBD Riau mencatat masih ada 3.398 jiwa dari 890 kepala keluarga (KK) Riau yang mengungsi akibat banjir. Rumah yang terdampak banjir sebanyak 36.506, fasilitas kesehatan 7 unit dan fasilitas pendidikan 50 sekolah serta fasilitas umum 84 unit.

Sementara itu, untuk total warga yang terdampak banjir tercatat sebanyak 147.301 jiwa dari 36.541 KK. Lokasinya tersebar di 6 kabupaten/kota. 

Jumlah warga paling banyak terdampak banjir berada di Pelalawan 2.070 jiwa dari 557 KK,  Rokan Hilir 692 jiwa dari 173 KK, Inhu 424 jiwa dari 106 KK, Dumai 88 jiwa dari 22 KK, Bengkalis 84 jiwa dari 22 KK dan Siak 40 jiwa dari 10 KK.

Load More