SuaraRiau.id - Salah satu fenomena unik yang terdapat di hilir Sungai Kampar, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan Riau, ialah mitos Ombak Bono yang dipercayai oleh masyarakat setempat.
Ombak Bono memang memiliki daya tarik tersendiri. Pasalnya, ombak yang menggulung setinggi lima sampai enam meter yang datang secara tiba-tiba di Sungai Kampar ini tak lazim terjadi di sungai.
Meskipun demikian, Ombak Bono sendiri justru menjadi salah satu ikon pariwisata bagi Provinsi Riau. Sebab, sejak 2013, Kabupaten Pelalawan mulai melirik fenomena ini sebagai potensi pariwisata.
Hal ini karena Ombak Bono bisa menggaet minat turis, khususnya para peselancar. Pemerintah setempat pun bahkan sudah menggelar event tahunan secara rutin, yakni International Bono Surfing Festival dan Bekundo Bono.
Baca Juga: Ini Nama-nama Caleg Sementara Dapil Lingga-Bintan di Pilpres 2024
Menurut peneliti, fenomena Ombak Bono muncul lantaran terjadinya pertemuan arus sungai menuju laut dan arus laut yang mengarah ke sungai saat air pasang datang. Fenomena ini disebut sebagai tidal bore.
Berdasarkan penjelasan yang dimuat laman resmi Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Ombak Bono terjadi karena gelombang pasang air laut dari Selat Malaka dan Laut Cina Selatan bertemu dengan arus di muara Sungai Kampar yang sempat dan dangkal.
Pertemuan antara tiga arus air inilah yang kemudian menyebabkan terjadinya benturan, sehingga terbentuk turbulensi yang menghasilkan ombak tinggi dan dentuman keras. Di balik fenomena ini, masyarakat setempat juga meyakini adanya mitos tertentu.
Mengenal Mitos Ombak Bono
Menurut informasi yang dilansir dari laman Indonesia.go.id, Ombak Bono terjadi akibat perwujudan tujuh hantu yang sering menghancurkan sampan maupun kapal yang melintas di Sungai Kampar.
Baca Juga: Walhi Riau: Pernyataan Menteri Bahlil Sebut Warga Rempang Setuju Direlokasi Sangat Menyesatkan
Menurut kisah Sentadu Gunung Laut yang berasal dari cerita masyarakat Melayu Lama, tujuh hantu ini diwujudkan dalam bentuk tujuh jenis gulungan ombak. Mulai dari gulungan ombak terbesar di depan, diikuti enam gulungan ombak di belakangnya yang lebih rendah.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Tipe MPV Mei 2025: 7-Seater Harga Mulai Rp30 Jutaan, Pajak Miring
- Rekomendasi 5 Mobil Bekas Murah Meriah untuk Ibu Muda yang Super Aktif! Mulai 65 Jutaan
- 3 Pihak Blak-blakan Beri Dukungan untuk Yuran Fernandes, Komdis PSSI Revisi Hukuman
- Olla Ramlan Resmi Umumkan Lepas Hijab: Pilihan Terbaik Bukan yang Bikin Kita Nyaman
- 9 Rekomendasi HP Baterai Jumbo Minimal 6000 mAh, Kuat Berhari-bari Tanpa Powerbank
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Semen Padang Imbang, Dua Degradasi Ditentukan di Pekan Terakhir!
-
Pantas Dipanggil ke Timnas Indonesia, Patrick Kluivert Kirim Whatsapp Ini ke Ramadhan Sananta
-
BREAKING NEWS! Kaesang Pangarep Kirim Isyarat Tinggalkan Persis Solo
-
Danantara Mau Suntik Modal ke Garuda Indonesia yang 'Tergelincir' Rugi Rp1,2 Triliun
-
5 Pilihan HP Murah RAM Besar: Kamera 50 MP ke Atas, Baterai Tahan Lama
Terkini
-
BRI Dukung Desa BRILiaN Hargobinangun Yogyakarta Ciptakan Sistem Sampah Digital dan UMKM Mandiri
-
3 Amplop DANA Kaget Hari Ini, Bantu Tutupi Biaya Keperluan Mendadak
-
Waspada Pancaroba, Sudah 392 Warga Pekanbaru Terjangkit DBD
-
Dirut PNM: Literasi Jadi Kunci Pemberdayaan Anak dan Generasi Muda
-
Akhir Pekan Butuh Cuan? Klik Segera 3 Link DANA Kaget Hari Ini