Scroll untuk membaca artikel
Rezza Dwi Rachmanta
Sabtu, 16 September 2023 | 15:25 WIB
Demo tolak relokasi di Rempang di BP Batam, pada 11 September 2023 (suara.com/ist)

SuaraRiau.id - Kasus di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau mendapat sorotan dari banyak pihak. Warga Rempang terancam digusur karena terdapat Proyek Strategis Nasional (PSN). Sebuah data mengungkap bahwa sebagian besar warga Rempang adalah pendukung Jokowi di Pemilu 2014 dan 2019.

Itu berarti warga pulau tersebut turut serta memenangkan Presiden Jokowi dalam dua periode pemilu sekaligus. Tokoh muda NU sekaligus praktisi teknologi informasi membeberkan data terkait warga Pulau Rempang.

Data pemilu menyebut bahwa warga di Desa/Kelurahan Sembulang (Pulau Rempang), Kecamatan Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau banyak yang menjadi pendukung Jokowi. "Pemilu 2019 ada sekitar 1600-an pemilih di sana. Sekitar 1200-an memilih Jokowi dan Kyai Ma'ruf Amin, 400-an memilih Prabowo dan Sandiaga Uno," tulis Ainun Najib dikutip dari akun Twitter resminya, Sabtu (16/09/2023).

Ainun Najib nampak membagikan data dari laman KawalPemilu. Sebanyak 72,6 persen warga di Pulau Rempang mendukung Jokowi sementara sisanya yaitu 27,4 persen memilih Prabowo pada Pemilu 2019.

Baca Juga: Rocky Gerung Kritik Panglima TNI yang Perintahkan Piting Masyarakat Rempang Saat Pengamanan

"Pemilu 2014 di Pulau Rempang/Kelurahan Sembulang ada 1200 pemilih. Sebanyak 750 memilih Jokowi-JK dan 450 memilih Prabowo-Hatta Rajasa," ungkap Ainun Najib. Data memperlihatkan bahwa 63,07 persen warga Rempang memilih Jokowi-JK pada Pemilu 2014 lalu. Cuitan Ainun Najib viral setelah dilihat lebih dari 1 juta kali dan memperoleh 4.200 repost.

Postingan Ainun Najib diunggah dalam menanggapi sebuah pemberitaan di media nasional. Saat itu terdapat warga yang membantah pernyataan Mahfud MD. "Kalau mereka bilang (Pulau Rempang) tidak ada penghuni, kok data pemilu ada, suara kami kan sampai ke Jakarta, kami ikut nyoblos kok," kata salah seorang warga.

Konflik Pulau Rempang

Pembahasan Rempang menempati trending topik Twitter dalam empat hari terakhir. Netizen bahkan mencuitkan kata 'Rempang' lebih dari 80 ribu kali di Twitter (media sosial X).

Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City akan dihadirkan pada Pulau Rempang, Batam. Nantinya, Rempang Eco City menjadi lokasi pabrik yang dikelola oleh produsen kaca asal China, Xinyi Glass Holdings.

Baca Juga: Komnas HAM Turunkan Tim ke Pulau Rempang, Investigasi Kasus Konflik Lahan PSN

Sengketa Pulau Rempang Batam kini menjadi fokus pemerintah untuk segera diselesaikan. (tangkapan layar/Ist)

Mereka akan membangun pabrik pengolahan dengan nilai investasi fantastis sebesar 11,5 miliar dolar AS atau Rp 177 triliun. Petinggi PWMU dan PBNU kompak meminta pemerintah untuk menghentikan atau mengevaluasi proyek Rempang Eco City.

Dikutip dari BBC News Indonesia--jaringan Suara.com, konflik Rempang membuat kampung adat berusia dua abad terancam digusur. Belasan kampung adat di Rempang terancam hilang apabila proyek besar itu dilaksanakan. Salah satu dari 16 kampung adat di Pulau Rempang, terancam digusur untuk pembangunan proyek strategis nasional, Rempang Eco City.

Kampung Tanjung Banon terletak di ujung selatan Pulau Rempang. Warga menyebut kampung tersebut sudah 200 tahun berada di sana. Kini, Kampung Tua itu terancam digusur demi pembangunan Rempang Eco City yang digadang-gadang akan menyerap ribuan tenaga kerja. Warga Tanjung Banon pun diselimuti rasa cemas. Warga yang mayoritas bekerja sebagai nelayan takut rumah mereka digusur ketika mencari ikan di laut.

Presiden RI Jokowi sudah buka suara terkait konflik di Rempang. Menurutnya, ini hanya masalah komunikasi di bagian bawah. Ia meminta aparat tidak represif kepada masyarakat Rempang. Selain itu Jokowi mengungkap bahwa warga yang direlokasi akan diberi lahan 500 meter dan bangunan tipe 45.

Load More