Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Jum'at, 25 November 2022 | 10:01 WIB
Ibu Negara Iriana Jokowi mewarnai kerajinan anyaman saat Spouse Program KTT G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (15/11/2022). ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Zabur Karuru/nym.

SuaraRiau.id - Media sosial dihebohkan dengan kasus penghinaan terhadap Ibu Negara Iriana Jokowi yang diduga dilakukan seorang komikus ternama di Twitter.

Diketahui, saat itu Iriana Jokowi berfoto dengan Ibu Negara Korea Selatan, Kim Keon Hee di perhelatan KTT G20 di Bali beberapa waktu lalu.

Seiring itu, beredar foto hasil tangkapan layar video yang bernarasikan si penghina Iriana Jokowi ditangkap.

CEK FAKTA: Beredar Video Penghina Iriana Jokowi Sudah Ditangkap, Benarkah? [Turnbackhoax.id]

Potret tersebut memperlihatkan judul berita "PENGHINA IBU NEGARA DITANGKAP".

Video itu diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna @SALLY07195073 pada 18 November 2022.

Dalam foto itu juga ada narasi yang menyebutkan bahwa penangkapan dilakukan usai kedua putra Presiden Jokowi bereaksi terhadap kasus yang ramai tersebut.

Berikut narasi dalam unggahan.

"MAMPUSS AKHIR NYA MSUK PRODEO JANGAN DI LEPAS"

Lantas, benarkah klaim tersebut?

PENJELASAN
Berdasarkan penelusuran Turnbackhoax.id -- jaringan Suara.com, berita yang diunggah akun Twitter tersebut merupakan berita lama.

Berita tersebut melaporkan penangkapan penghina Iriana Jokowi pada tahun 2017, bukan pelaku penghina Ibu Negara baru-baru ini yang menghebohkan jagat media sosial.

Dalam kasus pada tahun 2017 itu, Gibran dan Kaesang juga telah menyatakan bahwa mereka sudah memaafkan pelaku.

Reaksi Gibran dan Kaesang yang menyampaikan ketidaksukaannya itu terjadi setelah kasus dugaan penghinaan yang dilakukan pada 17 November 2022.

Sementara itu, dalam kasus dugaan penghinaan terhadap Iriana Jokowi pada tahun 2022 ini, kepolisian masih belum menangkap pelaku.

KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas, klaim yang menyebutkan penghina Iriana Jokowi ditangkap adalah hoaks.

Narasi yang diunggah akun Twitter itu dikategorikan sebagai konteks yang salah.

Load More