SuaraRiau.id - Dokter spesialis paru dr Qamariah Laila SpP menyebut bahwa Covid-19 subvarian Omicron XBB mampu mengelabui antibodi baik yang terbentuk melalui riwayat infeksi varian sebelumnya maupun vaksin.
Hal tersebut disampaikan Qamariah dalam bincang-bincang kesehatan yang disiarkan di Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) diikuti secara daring di Jakarta, Rabu (2/11/2022).
"Sifat unik dari subvarian ini yaitu bisa mengelabui antibodi sehingga ini menjadi tantangan buat kita," kata Qamariah yang kini berpraktik di RS Paru Dr HA Rotinsulu itu dikutip dari Antara.
Dia menjelaskan akibat sifatnya yang mampu mengelabui antibodi maka subvarian Omicron XBB berpotensi tidak terdeteksi oleh tes antigen.
Selain itu, subvarian tersebut juga sangat mungkin menjangkiti orang yang sudah pernah terkena Covid-19 varian sebelumnya dan orang yang sudah melakukan vaksinasi.
Sebagai turunan dari varian Omicron, subvarian XBB, dikatakan Qamariah, masih memiliki banyak sifat yang sama seperti induknya yaitu mampu menular dengan cepat.
"Bahkan mungkin XBB ini termasuk varian yang lebih cepat dari Omicron yang kemarin penyebarannya," ujar dia.
Meski penularannya cepat, ia menjelaskan subvarian Omicron XBB tidak ganas sehingga gejala yang ditimbulkan pun relatif lebih ringan dan tidak memerlukan penanganan khusus.
Menurut dia, subvarian Omicron XBB memiliki gejala yang mirip dengan Covid-19 varian sebelumnya, bahkan dengan penyakit flu biasa. Adapun gejalanya, kata dia, di antaranya demam, batuk, sesak nafas, sakit kepala, lemas dan pegal-pegal.
Jika mengalami gejala-gejala tersebut, Qamariah menyarankan untuk beristirahat di rumah dan menerapkan protokol kesehatan dengan benar supaya tidak menularkan kepada orang lain.
"Gejalanya memang sulit dibedakan. Berhubung kita masih berada dalam pandemi, maka tetap harus waspada. Apabila mengalami gejala seperti itu, demi kewaspadaan, selama gejalanya ringan kan memang tidak terlalu mengkhawatirkan, tapi jelas perlu isolasi diri, pakai masker, jaga jarak dengan orang terdekat kita, istirahat di rumah," katanya.
"Apalagi kalau sudah terkonfirmasi. Lihat dulu gejalanya, kalau gejala biasa itu boleh dirawat di rumah, isolasi, istirahat, makan bergizi, minum obat sesuai arahan dokter. Apabila terjadi tambahan gejala, segera konsultasikan (ke dokter)," tegas Qamariah. (Antara)
Berita Terkait
-
Stok Vaksin Terbatas di Bontang, Ratusan Warga Antre di Stadion Bessai Berinta
-
Fakta Terbaru Kasus Gangguan Ginjal Akut Akibat Obat Sirup: Kasus Menurun, Kemenkes Siap Cabut Larangan
-
Update COVID-19 Jakarta 1 November: Positif 1.559, Sembuh 694, dan Meninggal 2 Orang
-
Sebulan Vaksin Covid-19 di Kalsel Kosong, Dinas Kesehatan: Mulai Hari Ini Sudah Didistribusikan
-
Cara Cek Status PPPK Tenaga Kesehatan 2022 di nakes.kemkes.go.id, Jangan Buru-buru Daftar di SSCASN
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
Terkini
-
CEK FAKTA: Pekerja Bergaji di Bawah Rp10 Juta Bebas dari Pajak, Benarkah?
-
7 Prompt Gemini AI Edit Foto Sendiri di Antara Bunga-bunga, Dijamin Estetik!
-
iPhone Lipat Dikabarkan Terbuat dari Kombinasi Titanium dan Aluminium
-
Perkara Modus Video Call Seks Peras Bos Sawit di Riau Rp1,6 Miliar
-
Harga Emas Antam Hari Ini Menguat, Dihargai Rp2,299 Juta per Gram