Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Rabu, 19 Oktober 2022 | 10:15 WIB
Lesti Kejora dan Rizky Billar di Polres Metro Jakarta Selatan, Selasa (18/10/2022)

SuaraRiau.id - Lesti Kejora mencabut laporan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dialaminya dan memutuskan berdamai dengan suaminya, Rizky Billar.

Keputusan Lesti Kejora diambil setelah Rizky Billar ditetapkan tersangka kasus KDRT. Tindakan yang dilakukan Lesti menuai pro dan kontra, mengingat sebelumnya sang pedangdut mendapat dukungan berbagai pihak.

Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) ikut mencurahkan kekecewaannya terhadap keputusan Lesti Kejora itu.

Lesti Kejora dan Rizky Billar di Polres Metro Jakarta Selatan, Selasa (18/10/2022)

Apalagi, Lesti Kejora mencabut laporan kasus KDRT dengan alasan anak.

Komisioner Komnas Perempuan, Bahrul Fuad mengatakan tak ada jaminan Rizky Billar berhenti melakukan KDRT usai laporan dicabut.

"Apakah ada jaminan? Apa yang bisa menjamin bahwa orang tidak akan melakukan kekerasan lagi dalam proses rumah tangganya?" ujar Bahrul Fuad dilansir dari Intens Investigasi dikutip dari MataMata.com, Selasa (18/10/2022).

Bila KDRT terjadi lagi, anak justru akan mendapat contoh yang buruk di rumah tangga Rizky Billar dan Lesti Kejora.

"Ya mau membuat figur yang bagaimana kalau itu terjadi lagi. Kasus kekerasan dalam rumah tangga itu, anak akan memiliki model yang buruk di dalam kehidupannya," ujar Bahrul.

Karena itu, Bahrul berharap perempuan yang mengalami KDRT juga perlu memikirkan kondisi anaknya bila bertahan hidup di dalam rumah tangga penuh dengan kekerasan. Sebab, bukan tak mungkin anak juga bisa menjadi korban kekerasan secara fisik maupun mental.

"Kita juga harus berpikir untuk menyelamatkan anak. Jangan sampai ke depan kalau KDRT terjadi lagi, tidak menutup kemungkinan anak akan menjadi korban. Baik korban secara fisik maupun trauma psikologis," ujarnya.

Tak hanya itu, anak juga bisa membawa pola kekerasan dalam rumah tangga itu dalam kehidupannya sehari-hari dan di masa depan.

"Itu akan terekam pada memori anak dan akan diwariskan dalam kehidupan, itu berbahaya," ujar Bahrul.

Load More