SuaraRiau.id - Dinas Perkebunan Jambi mencatat sampai dengan tahun ini ada sekitar 2.000 hektare kebun karet rakyat yang mulai beralih ke kelapa sawit.
Hal itu terjadi karena faktor perbedaan harga kedua komoditas itu jauh berbeda.
Kepala Dinas Perkebunan Jambi, Agusrizal mengatakan harga karet yang membuat para petani karet beralih menanam sawit dan rela memotong pohon karet miliknya, kemudian diganti sama tanaman baru bibit sawit.
"Ini disebabkan karena murahnya harga karet dan sulitnya mendapatkan hasil jumlah yang maksimal dalam sekali nyadap akibat pengaruh cuaca dan penyakit tanaman karet itu membuat petani karet tidak mau menyadap karetnya," kata Agusrizal dikutip dari Antara, Kamis (13/10/2022).
Akibatnya, lanjut dia, luas kebun karet di Jambi menurun, sedangkan kebun sawit terus bertambah.
"Yang menarik para petani karet beralih ke sawit adalah karena tanaman sawit memiliki harga jual yang fantastis dan hasil panennya juga berlimpah, bila dibandingkan dengan karet untuk mendapatkan hasil panen maksimal susah dan ditambah tidak ada kenaikan harga dalam beberapa tahun terakhir ini," kata Agusrizal.
Apalagi harga TBS sawit di Jambi cukup menggiurkan di atas Rp2.000 dan ditambah bila sekali panen petani sawit bisa dapat dalam jumlah besar mencapai ton-an, dibandingkan harga karet hanya Rp7.000 per kilogram dan sulit menghasilkan dalam jumlah besar.
Saat ini untuk luas kebun karet di Jambi diperkirakan hanya mencapai 671 ribu hektare dan diperkirakan terus berkurang.
Sementara itu Misran salah satu petani karet yang beralih ke sawit di Kabupaten Tebo mengatakan selain batang pohon karet yang sudah tua dan rusak, kemudian hasil panen yang tidak maksimal, membuat ia beralih ke tanaman sawit yang lebih menjanjikan hasil dan pendapatan.
"Untuk kali ini ada beberapa haktare lahan kebun karet saya yang akan diganti ke tanaman sawit dan berharap dalam waktu dekat sudah bisa terlaksana," ungkap dia. (Antara)
Berita Terkait
-
Ini Alasan Petani Sumsel Enggan Remajakan Kebun Karet: Harga Jual Kian Tak Menguntungkan
-
Truk Bawa Cangkang Sawit Terguling di Aceh, Kemacetan Panjang Terjadi
-
Harga CPO Riau Menguat Imbas OPEC Kurangi Produksi
-
Kabar Gembira buat Petani, Harga Sawit Riau Meroket Sepekan ke Depan
-
Ancaman Resesi Ekonomi, Kebijakan Pro Ekspor Perlu Ditingkatkan
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
UMKM Jahit Rumahan Jangkau Pasar Eropa, BRI: Berkomitmen untuk terus Dampingi Pengusaha UMKM
-
5 Krim Malam yang Bagus untuk Kulit Sensitif, Menjaga Kelembapan
-
Kemendagri Bakal Sanksi Wali Kota Prabumulih usai Viral Pencopotan Kepsek
-
5 HP 1 Jutaan Paling Cocok buat Emak-emak Modern, Baterai Awet Seharian
-
PNM Dorong Produk Nasabah PNM Mekaar ke Panggung Halal Dunia