Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Rabu, 07 September 2022 | 21:28 WIB
Mahasiswa dan polisi saling dorong saat aksi penolakan kenaikan harga BBM di depan Kantor DPRD Riau, Rabu (7/9/2022). [Suara.com/Riri Radam]

SuaraRiau.id - Aksi penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, nyaris ricuh di depan Kantor DPRD Riau, Jalan Jenderal Sudirman Pekanbaru, Rabu (7/9/2022).

Mahasiswa yang tengah menyampaikan aspirasinya terlibat saling dorong dengan kepolisian. Ratusan mahasiswa ini berasal dari sejumlah universitas di Kota Bertuah.

Di antaranya dari Universitas Lancang Kuning, UIN Suska Riau, Universitas Muhammadiyah Riau, STMIK Amik, Universitas Abdurrab, STIkes Payung Negeri, STAI Al-Azhar Pekanbaru, STIkes Hangtuah Pekanbaru dan lainnya.

Dalam orasinya, mahasiswa menyampaikan, kedatangan untuk menyuarakan suara rakyat atas kebijakan pemerintahan menaikkan harga BBM bersubsidi. Kenaikan BBM disebutkannya, sangat meresahkan masyarakat.

“Kami menyampaikan keresahan yang dialami masyarakat atas kenaikan BBM,” katanya dalam orasinya.

Kenaikan BBM katanya, menyulitkan perekonomian masyarakat. Karena, semua harga kebutuhan pokok ikut merangkak naik.

“Kasihan sama bapak dan ibu kami dirumah, semua harga kebutuhan. Kenaikan BBM mencederai kemerdekaan,” sebutnya.

Di tengah-tengah penyampaian orasinya tersebut, terjadilah aksi dorong dengan petugas Kepolisian yang membuat pagar betis. Petugas Kepolisian mendorong mundur mahasiswa yang ingin mencoba masuk ke dalam Kantor DPRD Riau.

Aksi saling dorong keduanya tidak berlangsung lama. Mahasiswa kembali mencoba merapatkan barisannya.

“Hati-hati, hati-hati provokasi,” teriak mahasiswa berulang kali secara bersamaan.

Hingga berita ini diturunkan, aksi tersebut masih berlangsung. Mahasiswa terus menyampaikan aspirasinya perihal penolakan kenaikan harga BBM bersubdisi.

Kontributor : Riri Radam

Load More