SuaraRiau.id - Nilai ekspor Sumatera Barat (Sumbar) pada Juni 2022 mencapai 281,35 juta dolar AS atau melonjak 367,35 persen dibandingkan Mei 2022 yang hanya 60,20 juta dolar AS.
"Peningkatan terbesar terjadi pada komoditas lemak dan minyak hewan nabati yang mencapai 19,70 dolar AS setelah sebelumnya pelarangan ekspor CPO dicabut oleh pemerintah," kata Kepala BPS Sumbar Herum Fajarwati dikutip dari Antara, Kamis (1/9/2022).
Ia merinci pada Juni 2022 golongan barang yang paling banyak diekspor adalah lemak dan minyak hewan/nabati berupa minyak sawit sebesar 232,61 juta dolar AS dan golongan berbagai produk kimia 16,27 juta dolar AS, serta golongan karet dan barang dari karet 14,41 juta dolar AS.
Negara tujuan terbesar ekspor Sumbar pada Juni 2022 adalah Pakistan senilai 125,29 juta dolar AS dan India 57,50 juta dolar AS, serta China 27,18 juta dolar AS.
Selama periode Januari hingga Juni 2022 ekspor ke Pakistan memberikan peran terbesar mencapai 35,35 persen, India 24,42 persen, dan Amerika Serikat 7,52 persen
Sementara pada Juni 2022 nilai impor Sumbar mencapai 90,58 juta dolar AS atau naik 51,61 persen dibandingkan Mei 2022 yang mencapai 59,75 juta dolar AS
Golongan paling banyak diimpor pada Juni 2022 adalah bahan bakar mineral 84,07 juta dolar AS dan golongan ampas sisa industri makanan sebesar 4,20 juta dolar AS.
"Impor terbesar pada Juni 2022 berasal dari Singapura senilai 64,97 juta dolar AS," ujarnya.
Sebelumnya Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumbar Ramal Saleh menyampaikan potensi ekspor provinsi itu belum tergarap secara maksimal karena masih terfokus pada komoditas tertentu.
"Saat ini ekspor kita masih terfokus pada minyak sawit mentah dan karet, seharusnya komoditas lain masih dapat dikembangkan," katanya.
Menurutnya, jumlah ekspor CPO dari Sumbar mencapai 70 persen, sedangkan komoditas karet sebesar 30 persen dari total ekspor.
"Hal ini perlu jadi perhatian karena masih banyak komoditas yang masih dapat dioptimalkan seperti kakao, pinang, dan vanila," katanya.
Ia mengatakan apabila komoditas lain seperti kakao dan pinang dikembangkan sehingga setara dengan jumlah ekspor CPO dan karet akan berdampak luas terhadap perekonomian. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Perubahan KUA PPAS 2022 Disekapati Pemprov dan DPRD Sumbar
-
Longsor, Arus Lalu Lintas di Jalan Riau-Sumbar Masih Buka Tutup
-
Harga Cabai Merah dan Bawang Merah Dorong Deflasi di Sumbar
-
Kapalo Banda Taram, Menikmati Sensasi Ngebolang Naik Rakit di Tengah Sungai
-
Riau dan Sumbar Diperkirakan Diguyur Hujan Lebat Hari Ini
Terpopuler
- Pemain Keturunan Rp260,7 Miliar Bawa Kabar Baik Setelah Mauro Zijlstra Proses Naturalisasi
- 4 Link Video Syur Andini Permata Bareng Bocil Masih Diburu, Benarkah Adik Kandung?
- 41 Kode Redeem FF Terbaru 10 Juli: Ada Skin MP40, Diamond, dan Bundle Keren
- 4 Rekomendasi Sepatu Running Adidas Rp500 Ribuan, Favorit Pelari Pemula
- Eks Petinggi AFF Ramal Timnas Indonesia: Suatu Hari Tidak Ada Pemain Keturunan yang Mau Datang
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Prediksi Oxford United vs Port FC: Adu Performa Ciamik di Final Ideal Piala Presiden 2025
-
Ole Romeny Kena Tekel Paling Horor Sepanjang Kariernya, Pelatih Oxford United: Terlambat...
-
Amran Sebut Produsen Beras Oplosan Buat Daya Beli Masyarakat Lemah
-
Mentan Bongkar Borok Produsen Beras Oplosan! Wilmar, Food Station, Japfa Hingga Alfamidi Terseret?
Terkini
-
UMKM Batu Makin Tangguh Berkat Klaster Tanaman Hias Binaan BRI
-
AgenBRILink Hadirkan Solusi Keuangan Digital Inklusif dari BRI
-
PHR Tingkatkan Kesiapsiagaan Karhutla di Sekitar Daerah Operasi
-
BRI Raih Penghargaan Global, Masuk Top 1000 World Banks versi The Banker
-
BRI Perkuat Likuiditas lewat CASA, DPK Tembus Rp1.421 Triliun di Kuartal I 2025