SuaraRiau.id - Pengamat ekonomi Unika Atma Jaya Rosdiana Sijabat mengatakan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) perlu dilakukan untuk mengurangi beban subsidi energi.
Menurut Rosdiana dalam pernyataan, belanja subsidi energi berpotensi boros hingga mencapai kisaran Rp700 triliun, apabila penyesuaian harga BBM tidak dilakukan.
"Kalau terjadi terus, di tengah naiknya harga minyak dunia, maka APBN akan semakin tertekan. Oleh karena itu, ada urgensi untuk mengurangi subsidi," katanya dikutip dari Antara, Kamis (1/9/2022).
Ia mengatakan pemerintah perlu memberikan sosialisasi yang mendalam terkait kebijakan tersebut mengingat harga minyak dunia sedang mengalami kenaikan dan harga BBM di Indonesia termasuk murah dibandingkan negara-negara ASEAN.
"Kita termasuk kelompok tiga negara yang harga BBM-nya murah. Kalau kita bandingkan dengan Amerika Serikat dan negara maju sekalipun, itu harga jual BBM-nya rata-rata Rp17.500," katanya.
Sebelumnya Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan subsidi dan kompensasi energi bisa membengkak menjadi Rp698 triliun dari target dalam Perpres 98 Tahun 2022 sebesar Rp502,4 triliun.
Dengan demikian, menurut dia, terdapat potensi penambahan subsidi dan kompensasi energi sebanyak Rp195,6 triliun.
Ia menyebut membengkaknya subsidi dan kompensasi energi ini disebabkan oleh semakin melebarnya selisih Harga Jual Eceran (HJE) dengan harga keekonomian untuk bahan bakar jenis Solar, Pertalite, Pertamax dan Gas LPG 3 kilogram (kg).
Melebarnya selisih harga ini disebabkan oleh naiknya asumsi Indonesian Crude Price (ICP) menjadi 105 dolar AS per barel yang mengikuti harga minyak di tingkat global, dan naiknya asumsi nilai tukar rupiah menjadi Rp14.700 per dolar AS.
Saat ini HJE solar sebesar Rp5.150 per liter dengan harga keekonomiannya mencapai Rp13.950 per liter dan HJE pertalite sebesar Rp7.650 per liter dengan harga keekonomiannya mencapai Rp14.450 per liter.
Kemudian HJE Pertamax sebesar Rp12.500 per liter sedangkan harga keekonomiannya mencapai Rp17.300 per liter dan HJE LPG 3 kilogram sebesar Rp4.250 per kilogram, dengan harga keekonomiannya mencapai Rp18.500 per kilogram. (Antara)
Berita Terkait
-
Timbun Solar sampai 40.000 Liter per Bulan, Dua Warga di Temanggung Ditahan
-
Kapan Harga BBM Naik? Sttt... yang Pasti Bukan Pekan Ini
-
Kericuhan Mewarnai Demo Penolakan Kenaikan Harga BBM di Jombang
-
Regulasi yang Komprehensif Mudahkan Penyaluran Subsidi BBM Tepat Sasaran
-
Tegas, Kapolda Metro Jaya Perintahkan Anak Buah Sikat Penimbun BBM
Terpopuler
- Eks Pimpinan KPK: Ustaz Khalid Basalamah Bukan Saksi Ahli, Tapi Terlibat Fakta Kuota Haji
- Jahatnya Sepak Bola Indonesia, Dua Pemain Bidikan Persija Ditikung di Menit Akhir
- 5 Rekomendasi Bedak Tahan Air dan Keringat Murah: Anti Luntur Sepanjang Hari
- Klub Impian Masa Kecil Jadi Faktor Jay Idzes Terima Pinangan Aston Villa
- 6 Mobil Bekas 7 Seater Termurah: Nyaman untuk Keluarga, Harga di Bawah Rp 70 Juta
Pilihan
-
Olahraga Padel Kena Pajak 10 Persen, Kantor Sri Mulyani Buka Suara
-
Sering Kesetrum Jadi Kemungkinan Alasan Ade Armando Dapat Jatah Komisaris PLN Nusantara Power
-
Sosok Chasandra Thenu, Selebgram Ambon Akui Dirinya Pemeran Video Viral 1,6 Menit
-
Harga Emas Antam Kembali Longsor, Kini Dibanderol Rp 1.907.000/Gram
-
Azizah Salsha, Istri Pratama Arhan Dihujat Habis-habisan Promosi Piala Presiden 2025
Terkini
-
Sepanjang 2024, BRI Telah Salurkan Pembiayaan UMKM Sebesar Rp698,66 Triliun di Indonesia
-
Sanrah Food: Dukungan BRI Membuat Usaha Berkembang dan Mampu Perluas Penjualan
-
7 Rekomendasi Sepatu Lari Produk Lokal: Ringan dan Nyaman, Harga Mulai Rp400 Ribuan
-
7 Parfum Wanita Murah Wangi Tahan Lama, Harga Pelajar Mulai Rp12 Ribuan
-
Heboh Typo Ucapan Hari Bhayangkara ke-79 dari Pemprov Riau, Kok Bisa?