Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Selasa, 19 Juli 2022 | 20:41 WIB
Petani Sawit di Kecamatan Dayun, Siak saat baru selesai memanen buah sawit dan keluhkan harga pupuk yang melambung. [Suara.com/Alfat Handri]

SuaraRiau.id - Harga sawit Riau periode 20-26 Juli 2022 mengalami kenaikan sebesar Rp1.650,92/Kg. Kenaikan terbesar terjadi kelompok umur 10-20 tahun.

Kenaikan harga sawit periode ini sebesar Rp141,54/Kg (9,38 persen) dibandingkan harga seminggu sebelumnya Rp1.509,38/kg.

"Naiknya harga TBS periode ini disebabkan oleh terjadinya kenaikan harga jual CPO dan kernel dari perusahaan yang menjadi sumber data," ujar Kabid Pengolahan dan Pemasaran, Dinas Perkebunan Riau, Defris Hatmaja, Selasa (19/7/2022).

Ia mengatakan, untuk harga jual CPO, PTPN V menjual CPO dengan harga Rp 7.630,20/Kg dan mengalami kenaikan harga sebesar Rp 749,53/Kg dari harga minggu lalu, Sinar Mas Group menjual CPO dengan harga Rp 7.471,85 dan mengalami kenaikan harga sebesar Rp 522,04/Kg dari harga minggu lalu.

Ia menyebutkan, berikutnya PT Astra Agro Lestari Group menjual CPO dengan harga Rp7.470,00/Kg dan mengalami kenaikan harga sebesar Rp871,00/Kg.

Asian Agri Group menjual CPO dengan harga Rp6.842,55/Kg dan mengalami kenaikan harga sebesar Rp368,92/Kg dari harga minggu lalu.

PT Citra Riau Sarana menjual CPO dengan harga Rp7.560,00/Kg dan mengalami kenaikan harga sebesar Rp553,50/Kg.

Sedangkan dari PT Musim Mas menjual CPO dengan harga Rp7.685,00/Kg. Sedangkan untuk harga jual Kernel, PTPN V, Sinar mas Group, CRS dan Musim Mas tidak melakukan penjualan pada minggu ini.

PT Astra Agro Lestari menjual kernel dengan harga Rp4.504,50/Kg dan PT. Asian Agri menjual dengan harga Rp4.152/Kg.

"Untuk harga CPO Rp7.623,07 per kg dan harga kernel Rp4.361,82 per kg," jelasnya.

Sementara dari faktor eksternal, harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) melejit di sesi awal perdagangan pada Jumat (15/7/2022), harga CPO sempat melonjak hampir 5 persen karena kekhawatiran produksi CPO Malaysia berkurang setelah Indonesia membekukan rencana mengirim tenaga kerjanya ke Malaysia.

Diketahui, Malaysia sedang mengalami krisis tenaga kerja asing dan membutuhkan sebanyak 120.000 pekerja untuk memproduksi CPO, di mana sebanyak 80 persen pekerja CPO di Malaysia merupakan pekerja asing yang mayoritas berasal dari Indonesia.

Selain itu, kenaikan pada harga CPO minggu ini dipicu kebijakan pemerintah Indonesia karena Indonesia merupakan produsen terbesar CPO dunia, maka kebijakan pemerintah sekecil apapun, tentunya akan berdampak pada pergerakan harga CPO dunia.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan tarif retribusi baru dan insentif sebagai upaya untuk meningkatkan ekspor karena tangki penyimpanan penuh.

Insentif sementara berupa pajak ekspor 0 persen ini dimaksudkan agar ekspor bisa mengalir sehingga tangki bisa cepat dikosongkan dan Tandan Buah Segar (TBS) petani bisa terserap.

Indonesia juga akan meningkatkan kandungan bahan bakar berbasis minyak sawit dalam biodieselnya menjadi 35 persen dari 30 persen yang dikenal sebagai B35 yang akan dimulai pada 20 Juli agar sebagian dari kelebihan minyak dapat terserap.

Hasil dari kebijakan ini akan berdampak terhadap kenaikan harga sawit petani. (Antara)

Load More