SuaraRiau.id - Penyakit cacar monyet sedang menjangkit di kawasan Eropa. Laporan pertama penemuan penyakit ini pada 7 Mei 2022. Diduga dibawa warga Eropa yang kembali ke Inggris dari Nigeria.
Sejak peristiwa itu, Portugal kini juga mencatat 14 kasus dan Spanyol turut mengonfirmasi tujuh kasus cacar monyet tersebut.
Amerika Serikat dan Swedia, melaporkan satu kasus. Italia juga mengonfirmasi satu kasus, dan dua kasus lainnya sedang didiagnosa lebih lanjut.
Menurut laporan dalam literatur medis, gejala yang terkait dengan infeksi virus Simian B atau cacar monyet biasanya terjadi dalam waktu sekitar dua hingga lima minggu setelah paparan awal.
Infeksi virus Simian B atau cacar monyet ini biasanya terjadi di lingkungan kerja di mana karyawan telah digigit atau dicakar oleh monyet yang terinfeksi atau terkena kultur jaringan simian yang terinfeksi virus.
Infeksi virus Simian B ditandai dengan demam, sakit kepala, muntah, rasa tidak nyaman (malaise), serta leher dan punggung kaku.
Gejala-gejala ini juga kemungkinan terkait dengan disfungsi neuromuskular, kesulitan pernapasan, masalah penglihatan, kelainan saraf kranial, perubahan kesadaran, perubahan kepribadian, kejang dan/atau kelumpuhan parsial (paresis).
Ada dua varian utama, varian Kongo yang lebih parah dengan tingkat kematian hingga 10 persen.
Baca Juga: Sebanyak 2.290 Calon Haji di Riau Akan Berangkat ke Tanah Suci 4 Juni 2022
Jenis lainnya, varian Afrika Barat yang memiliki tingkat kematian sekitar 1 persen.
Akan tetapi, oleh karena sebelumya cacar monyet ini jarang menyebar di tempat lainnya selain Afrika, kini serentetan kasus baru di luar benua itu telah memicu kekhawatiran.
Otoritas Kesehatan di Inggris bahkan telah berupaya menawarkan vaksin cacar kepada petugas kesehatan, dan orang lain yang juga berpotensi terpapar cacar monyet, ketika penyakit itu menyebar di beberapa bagian Eropa.
Menurut Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA), belum ada vaksin spesifik untuk mencegah cacar monyet.
Akan tetapi data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa vaksin yang digunakan ini 85 persen efektif dalam melawan cacar monyet.
"Mereka yang membutuhkan vaksin telah ditawari," kata seorang juru bicara UKHSA, dilansir Hops.ID dari laman Suara pada Jumat 20 Mei 2022.
Berita Terkait
-
Jadwal Pertandingan Pemain Keturunan Indonesia Pekan Ini: Emil Audero vs Jay Idzez
-
6 Mobil Bekas Eropa untuk Pemula: Fitur Canggih Kenyamanan Ekstra, Tak Bikin Kantong Jebol
-
Menko Airlangga Blak-blakan WTO Dukung RI dalam Sengketa Biodiesel dengan Uni Eropa
-
Airlangga Sebut Indonesia Kalahkan Uni Eropa, Bea Masuk Biodiesel Diusulkan Dicabut
-
235 Ribu Masyarakat Amerika Sudah Jadi Pengangguran
Terpopuler
- 'Ogah Ikut Makan Uang Haram!' Viral Pasha Ungu Mundur dari DPR, Benarkah?
- Breaking News! Akhir Pahit Mees Hilgers di FC Twente
- Eks Feyenoord Ini Pilih Timnas Indonesia, Padahal Bisa Selevel dengan Arjen Robben
- Cuma 3 Jam 35 Menit dari Jakarta, Thom Haye Mungkin Gabung ke Klub Ini, Bukan Persib Bandung
- 35 Kode Redeem FF MAX Hari Ini 23 Agustus: Klaim Bundle Itachi, Emote Susanoo & Senjata Akatsuki
Pilihan
-
Figur Kontroversial Era 98 Dianugerahi Bintang Jasa, Siapa Sebenarnya Zacky Anwar Makarim?
-
3 Rekomendasi HP Samsung Rp 1 Jutaan Terbaru Agustus 2025, Terbaru Galaxy A07
-
Shin Tae-yong Batal Dampingi Korea Selatan U-23, Rencana 'Reuni Panas' di Sidoarjo Buyar
-
Daya Beli Melemah, CORE Curiga Target Pajak RAPBN 2026 'Ngawang'!"
-
Prabowo Kirim 'Surat Sakti' ke DPR Demi Dua Striker Baru Timnas Indonesia
Terkini
-
Perkuat Inklusi Keuangan Digital di Indonesia, BRI Luncurkan Kartu Debit Co-Branding BRI X INDODAX
-
5 Kejutan DANA Kaget Terbaru, Tambahan Belanja Bernilai Ratusan Ribu
-
Diduga Salah Sunat Bocah, Seorang Bidan di Pelalawan Dipolisikan
-
PNM Dukung Usaha Ibunda Dhika Aura Farming untuk Perkuat Ekonomi Keluarga
-
BRI Dukung Haluan Bali Naik Kelas, UMKM Lokal Kini Go Internasional