SuaraRiau.id - Harga sawit Riau mengalami penurunan harga yang signifikan baru-baru ini. Anjloknya harga sawit setelah pengumuman larangan ekspor bahan baku minyak goreng diumumkan Presiden Jokowi.
Harga TBS sawit ini melemah hingga 50 persen dibandingkan harga acuan Dinas Perkebunan Riau pekan lalu. Sebelumnya harga sawit di kisaran Rp 3000 per kilogram.
Menjelang lebaran Idul Fitri ini, para petani sawit menjerit lantaran turunnya harga yang signifikan itu.
Di Duri, Kabupaten Bengkalis misalnya, harga TBS sawit di RAM pengepul, dihargai Rp 1.500 hingga Rp 1.600.
"Harganya turun, kita ngambil di angka Rp 1.500an," kata Bobi, seorang juragan alias toke sawit, dihubungi Selasa (26/4/2022).
Menurut dia, ketetapan itu dibuat sesuai dengan harga penjualan di pabrik kelapa sawit.
Sementara para petani mayoritas pada mengeluh dengan kondisi anjloknya harga sawit itu. Diketahui, sawit menjadi komoditi andalan masyarakat Riau selama ini.
"Hajab, turunnya jauh. Entah gimana lah Lebaran ini," kata Rustam (35), petani sawit di Duri.
Menurut dia, tentu dengan turunnya harga sawit ini mengganggu ekonomi masyarakat, terutama soal dapur rumah tangga petani.
"Saat ini bahan-bahan pokok serba mahal, sementara hasil sawit turun. Ya gimana lah coba kita fikirkan," tuturnya.
Petani sawit lain, Rahim (45) juga mengungkapkan hal serupa. Ladang sawitnya yang berada di kawasan perbatasan Bengkalis-Rohil saat ini mengalami masa trek.
"Sawit kita lagi trek, harganya jatuh pula. Jadinya harap-harap cemas," kata dia.
Menurutnya harga sawit yang anjlok itu mesti segera kembali normal lagi. Sebab, masyarakat di Riau, juga khususnya di wilayah Bengkalis bergantung hidup dari hasil panen sawit.
"Kalau rata-rata orang sini sawit lah penghasilannya, kalau sampai harganya turun bisa gawat," ungkapnya.
Tak sampai di situ, harga TBS sawit yang wilayahnya pelosok justru merasakan keterpurukan lebih mendalam. Misalnya seperti di wilayah Tasik Serai, Kecamatan Talang Muandau, Bengkalis.
Tag
Berita Terkait
-
Perjalanan Panjang Naik Turunnya Harga Minyak Goreng di Indonesia
-
Ekspor Minyak Goreng Dilarang, Kelapa Sawit Jadi Komoditas Ekspor Terbesar Sumsel Setelah Batu Bara
-
9 Potret Pernikahan Jessica Tanoesoedibjo, Dihadiri Jokowi, Gaun Curi Perhatian!
-
Larangan Ekspor Minyak Goreng Berlaku, Petani Sawit Sumsel Harap Pabrik Tidak Tetapkan Harga TBS Sepihak
-
Jokowi Dikawal Anies saat Tinjau Sirkuit Formula E Ancol, Begini Reaksi Gerindra
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
Terkini
-
Program MBG Telah Dinikmati 586 Ribu Anak di Riau
-
Program MBG di Riau Menjadi Peluang UMKM, Petani hingga Nelayan
-
Meranti Siaga Bencana Hidrometeorologi, Waspada Potensi Cuaca Ekstrem
-
BRI Dukung Proyek KPBU Flyover Sitinjau Lauik untuk Tingkatkan Keselamatan dan Mobilitas
-
Lebih dari Sekadar Tarik Tunai, Berikut Dampak Nyata AgenBRILink di Perbatasan RI-Malaysia