SuaraRiau.id - Dokter Terawan Agus Putranto diberhentikan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Kabar pemecatan dr Terawan tersebut lantas memicu polemik.
Dipecatnya mantan Menteri Kesehatan itu juga menuai perdebatan di tengah masyarakat. Namun, terlepas dari itu, ternyata sosok Terawan bukanlah dokter sembarangan.
Dokter Terawan memiliki sederet pengalaman yang patut diperhitungkan. Ia ternyata memiliki pangkat mentereng sebagai seorang dokter militer.
Dokter kelahiran lahir 5 Agustus 1964 itu adalah pensiunan Letnan Jenderal dengan gelar Prof Dr dr Terawan Agus Putranto, Sp Rad(K).
Sebelum jadi Menteri Kesehatan sampai 2020, Terawan tadinya adalah Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto dan Ketua Tim Dokter Kepresidenan.
Berbekal pengalamannya itu, maka tak heran jika ia menjadi dokter militer pertama yang menjabat Menkes sejak Mayor Jenderal TNI (Purn) dr Suwardjono Surjaningrat (1978–1988) dan orang dengan pangkat militer tertinggi yang pernah memangku jabatan tersebut.
Dokter Terawan merintis karirnya setelah lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta. Kala itu ia masuk TNI AD, di dan mendapay tugas ke beberapa daerah termasuk Lombok, Bali, dan Jakarta untuk mengemban tugas sebagai pelaksana medis/kesehatan militer.
Setelah lulu dari UGM, ia melanjutkan pendidikan pasca sarjana radiologi di Universitas Airlangga, Surabaya. Setelah itu, Terawan meneruskan studi doktoral di Universitas Hassanuddin, Makassar.
Mengutip Hops.id--jaringan Suara.com, Terawan juga pernah menjabat sebagai Tim Dokter Kepresidenan pada tahun 2009 dan pernah menjabat sebagai Kepala RSPAD tahun 2015.
Selain dikenal sebagai mantan Menteri Kesehatan, dr Terawan juga cukup populer sebagai dokter spesialisasi dalam bidang radiologi. Adapun beberapa karir yang pernah dijalaninya antara lain:
- Tim Dokter Kepresidenan Indonesia (2009)
- Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia
- Ketua World International Committee of Military Medicine
- Ketua ASEAN Association of Radiology
- Kepala RSPAD Gatot Soebroto Indonesia (2015)
- Akademi Ilmu Pengetahuan Yogyakarta (AIPYo) Yogyakarta, Indonesia (2016)
- Menteri Kementerian Kesehatan (2019-2020).
Hal ini membuat publik bertanya-tanya alasan mengapa Terawan Dipecat dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia).
Ternyata, usut punya usut dibalik karirnya yang mentereng, Terawan sering melakukan hal-hal yang terbilang kontroversional hingga akhirnya dipecat dari IDI.
Keputusan itu dibacakan langsung dalam Muktamar Pengurus Besar IDI di Banda Aceh pada 25 Maret 2022 lalu. Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) IDI menuturkan tiga poin dalam keputusan tersebut, yakni memberhentikan Terawan secara permanen sebagai anggota IDI.
Pemberhentian tersebut dilakukan oleh Pengurus Besar IDI (Ikatan Dokter Indonesia) selamat-lambatnya 28 hari kerja. Selain itu, keputusan tersebut berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Berdasarkan keputusan ini, maka dokter Terawan tidak bisa mengurus izin praktik.
Hal itu dikarenakan saat ini IDI masih mempunyai kewenangan untuk memberikan surat kompetensi dokter dan surat tanda registrasi dokter.
Terdapat tiga hal yang menjadi alasan pemecatan.
Alasan pertama, dikarenakan praktik “cuci otak” yang dilakukan oleh Terawan. MKEK menganggap Terawan tidak mempunyai itikad baik setelah diberikan sanksi terkait metode cuci otak pada tahun 2018 lalu.
Kemudian MKEK menyebut bahwa Terawan belum memberikan bukti telah menjalani sanksi etik selama periode 2018-2022.
Alasan kedua mengapa Terawan dipecat, adalah karena ia aktif mempromosikan Vaksin Nusantara secara luas, walaupun penelitiannya belum selesai. Dalam beberapa kesempatan Terawan gencar mempromosikan vaksin tersebut, bahkan setelah ia tidak lagi menjabat sebagai Menteri Kesehatan.
Yang ketiga yaitu, Manuver Terawan membentuk Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Klinik Indonesia (PDSRKI) juga menjadi salah satu alasan Terawan dipecat.
MKEK menganggap aktivitas tersebut tidak sesuai prosedur. MKEK bahkan menemukan surat edaran PDSRKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Klinik Indonesia) yang menginstruksikan agar para anggota organisasi ini tidak menghadiri acara IDI.
Berita Terkait
-
Daftar 4 Pejabat Negara yang Pernah Jadi Pasien 'Cuci Otak' Dokter Terawan, Semuanya Memuji dan Langsung Sehat
-
IDI Jadi Rumah Kedua, Terawan: Apakah Saya Masih Boleh Nginep Atau Diusir ke Jalan?
-
Kritik IDI, Siti Fadilah Tanya Nasib Terawan: Apa Nanti Namanya Dukun Kan Enggak Lucu
-
MKEK Pecat Terawan Dari Ikatan Dokter Indonesia, Arief Poyuono Gerindra: IDI Dibubarkan Saja
-
Gagal Tanya soal Pemecatan Terawan Hari Ini, Komisi IX Kecewa IDI Bersurat Minta Tunda Rapat
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- 5 Mobil Eropa Bekas yang Murah dan Tahun Muda, Mulai dari Rp60 Jutaan
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
-
Timnas Indonesia Cuma Jadi Samsak Uji Coba, Niat Jepang Hanya Ekspermien Taktik dan Pemain
-
Daftar 10 Merek Mobil Buatan Pabrik Indonesia Terlaris di Luar Negeri, Toyota Masih Juara?
-
Partainya Lebih Dipilih Jokowi, DPW PSI Jateng: Kader Berbunga-bunga
-
3 Rekomendasi HP Murah Memori 512 GB dengan Performa Handal, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
5 Pilihan Mobil Keluarga Bukan Toyota, Muat 10 Orang Bisa Angkut Banyak Barang
-
Gubri Wahid Bakal Rombak OPD yang Tak Tindaklanjuti Temuan BPK
-
Daftar Skincare Terbaik dengan Glycolic Acid, Lenyapkan Flek Hitam Cegah Penuaan Dini
-
Momen Idul Adha 2025, PHR Salurkan 192 Sapi Kurban di Zona Rokan
-
Cuan Cuti Bersama, 4 Amplop DANA Kaget buat Tambahan Modal Liburan