Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Rabu, 30 Maret 2022 | 11:12 WIB
Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (10/3/2021). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
  • Tim Dok­ter Kepresidenan Indonesia (2009)
  • Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia
  • Ketua World International Committee of Military Medicine
  • Ketua ASEAN Association of Radiology
  • Kepala RSPAD Gatot Soebroto Indonesia (2015)
  • Akademi Ilmu Pengetahuan Yogyakarta (AIPYo) Yogyakarta, Indonesia (2016)
  • Menteri Kementerian Kesehatan (2019-2020).

Hal ini membuat publik bertanya-tanya alasan mengapa Terawan Dipecat dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia).

Ternyata, usut punya usut dibalik karirnya yang mentereng, Terawan sering melakukan hal-hal yang terbilang kontroversional hingga akhirnya dipecat dari IDI.

Keputusan itu dibacakan langsung dalam Muktamar Pengurus Besar IDI di Banda Aceh pada 25 Maret 2022 lalu. Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) IDI menuturkan tiga poin dalam keputusan tersebut, yakni memberhentikan Terawan secara permanen sebagai anggota IDI.

Pemberhentian tersebut dilakukan oleh Pengurus Besar IDI (Ikatan Dokter Indonesia) selamat-lambatnya 28 hari kerja. Selain itu, keputusan tersebut berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Berdasarkan keputusan ini, maka dokter Terawan tidak bisa mengurus izin praktik.

Hal itu dikarenakan saat ini IDI masih mempunyai kewenangan untuk memberikan surat kompetensi dokter dan surat tanda registrasi dokter.

Terdapat tiga hal yang menjadi alasan pemecatan.

Alasan pertama, dikarenakan praktik “cuci otak” yang dilakukan oleh Terawan. MKEK menganggap Terawan tidak mempunyai itikad baik setelah diberikan sanksi terkait metode cuci otak pada tahun 2018 lalu.

Kemudian MKEK menyebut bahwa Terawan belum memberikan bukti telah menjalani sanksi etik selama periode 2018-2022.

Alasan kedua mengapa Terawan dipecat, adalah karena ia aktif mempromosikan Vaksin Nusantara secara luas, walaupun penelitiannya belum selesai. Dalam beberapa kesempatan Terawan gencar mempromosikan vaksin tersebut, bahkan setelah ia tidak lagi menjabat sebagai Menteri Kesehatan.

Load More