Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Rabu, 23 Maret 2022 | 17:58 WIB
Gus Miftah. [Ist]

SuaraRiau.id - Pawang hujan dalam perhelatan balapan MotoGP di Sirkuit Mandalika, Lombok Nusa Tenggara Barat beberapa hari lalu menuai sorotan.

Banyak yang menghujat aksi pawang hujan Mandalika, namun tak sedikit yang memuji bahkan dunia internasional ikut mengapresiasi apa yang dilakukan wanita bernama Rara Isti Wulandari itu.

Aksi Rara pun kemudian juga menjadi sorotan banyak pendakwah ataupun ustaz, salah satunya Gus Miftah.

Rara, pawang hujan sirkuit Mandalika (Twitter.com/MotoGP)

Gus Miftah mengaku tidak keberatan dengan selagi bukan hal-hal yang mengandung kesyirikan. Menurutnya, selagi doa yang disampaikan baik-baik saja tidak masalah.

“Kalau saya sih begini, prinsipnya kalau kemudian yang dipanjatkan itu adalah doa dengan bahasa apapun, entah itu bahasa Arab, Indonesia, Jawa, kalau prinsipnya menggeser hujan dengan doa yang tidak mengandung kesyirikan di dalamnya ya enggak ada masalah,” ucap Gus Miftah dikutip Hops.id--jaringan Suara.com dari kanal Youtube Populer Seleb, Rabu (23/3/2022).

Dia juga menegaskan, sebenarnya tidak ada yang mengetahui doa siapa yang dijabah oleh Allah SWT sehingga hujan saat itu dapat berhenti. Ia juga mengatakan, doa dapat dijabah tidak harus dari orang yang pandai agama. Hal tersebut menuturnya, adalah rahasia Allah SWT.

Pendakwah yang satu ini juga mengatakan, selagi kalimat yang digunakan oleh Rara tidak bertentangan dengan syariat Islam, hal itu tidak apa.

Selain itu, menurut Gus Miftah alat dan gerakan yang dilakukan Rara itu memang caranya karena setiap orang berbeda. Menurutnya, itu hanyalah sebuah ekspresi permohonan kepada Allah SWT.

Bagi Gus Miftah, yang terpenting adalah apa yang disampaikan oleh Rara pada saat itu. Ia juga menambahkan, di samping atraksi Rara sendiri, anak dari pawang hujan tersebut juga salat.

Oleh karena itu, Gus Miftah tidak begitu mempermasalahkannya kecuali ada yang bertentangan dengan syariat.

“Kalau saya sepanjang kalimat doa yang diucapkan itu tidak bertentangan dengan syariat, kalimatnya tidak mengandung kesyirikan itu sah-sah saja, walaupun menggunakan bahasa Indonesia,” ucap Gus Miftah.

“Kalau gini-gini, itu apa entertain macem-macem, dia begini, saya begini ya itu ekspresi saja, kalau saya lebih kepada kontennya, toh anaknya Mbak Rara saya lihat kemarin salat,“ sambungnya.

Load More