SuaraRiau.id - Wacana penundaan Pemilu 2024 dilontarkan sejumlah elite partai beberapa waktu belakangan ini. Pernyataan tersebut mengundang pro dan kontra.
Meski demikian, wacana Pemilu 2024 ditunda itu mendapat penolakan dari sejumlah partai. Terkait penolakan itu, Pengamat politik Universitas Paramadina A Khoirul Umam menyampaikan apresiasi.
Khoirul Umam menyampaikan hal tersebut dalam webinar bertajuk Wacana Penundaan Pemilu: Membaca Motif Ekonomi-Politik dan Dampaknya pada Demokrasi di Indonesia yang disiarkan di kanal YouTube Universitas Paramadina, Rabu (2/3/2022).
"Kami apresiasi partai politik yang memberi komitmen jelas terkait dengan penolakan wacana ini," kata Khoirul dikutip dari Antara, Rabu (2/3/2022).
Akan tetapi, kata Khoirul, komitmen tersebut masih harus diuji guna pastikan bahwa penolakan terhadap wacana penundaan pemilu bukan sekadar bermain watak.
Ia khawatir ketika masyarakat sipil tidak bergerak untuk menyuarakan penolakan dengan aktif, para partai politik yang semula menyatakan penolakan dapat berubah pendirian dan melakukan apa pun yang mereka inginkan.
Khoirul mengatakan bahwa pihaknya menduga target utama dari penundaan Pemilu 2024 adalah penghapusan pasal terkait dengan pemilihan presiden langsung.
"Fakta menunjukkan bahwa elektabilitas yang memadai lebih banyak didominasi oleh mereka yang bukan dari kalangan elite partai politik," ucapnya.
Kondisi tersebut menciptakan pola kompetisi yang cukup timpang. Dengan demikian, satu-satunya jalan untuk membuat kompetisi menjadi lebih efektif adalah dengan cara menghapus pasal terkait dengan pemilihan presiden secara langsung.
"Selanjutnya, sistem politik yang berjalan akan lebih mudah dikooptasi karena pimpinan-pimpinan partai politik tidak bingung memikirkan elektabilitas,” tuturnya.
Khoirul berpandangan bahwa kondisi saat ini memaksa para pemimpin partai politik untuk memikirkan elektabilitas mereka. Mayoritas elektabilitas para elite partai politik berada di angka satu koma.
"Dalam konteks kalkulasi politik praktis, mungkin ada ketidakpercayaan diri terkait dengan mesin politik mereka menghadapi Pemilu 2024," jelas Khoirul. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Sebut Argumen Ketum Parpol yang Usul Pemilu Ditunda Sudah Terbantahkan, Pengamat Singgung Pilkada Serentak 2020
-
Wacana Penundaan Pemilu 2024 yang Mengemuka dari Sejumlah Parpol Merepresentasikan Permufakatan Jahat
-
Mau 2024 atau Ditunda, PKB Nyatakan Siap Lahir Batin Songsong Pemilu Kapan Saja
-
Bungkam Soal Isu Penundaan Pemilu 2024, Jokowi Disebut Pura-pura Tapi Mau
-
Soal Wacana Penundaan Pemilu 2024, Rizal Ramli: Ketum Parpol Tidak Siap Mundur Saja
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
Terkini
-
4 Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Pilihan Logis dan Hemat untuk Anak Muda
-
6 Mobil Bekas Terbaik untuk Keluarga Muda: Gesit di Kota, Tangguh buat Jalan Jauh
-
7 HP 1 Jutaan untuk Pelajar dan Mahasiswa: Kamera Oke, Baterai Tahan Lama
-
Rekaman CCTV Kelompok Bermotor Serang Kafe di Pekanbaru
-
Komplain Pengguna Telkomsel di Pekanbaru, Tagihan KartuHalo Melonjak Tiba-tiba