SuaraRiau.id - Kabar duka menyelimuti Tanah Air. Arifin Panigoro meninggal dunia di Amerika Serikat pada Minggu (27/2/2022) pukul 02.29 waktu Rochester Minneapolis atau Senin (28/2) pukul 03.29 WIB.
Arifin Panigoro berpulang dalam usia 76 tahun. Alamat rumah duka berada di Jalan Jenggala I Nomor 2, Jakarta.
Pengusaha minyak dan gas bumi itu menghembuskan nafas terakhirnya setelah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit setempat.
Arifin adalah seorang pengusaha Indonesia berdarah Gorontalo yang dijuluki Raja Minyak Indonesia.
Ia juga dikenal sebagai pendiri dan pemilik MedcoEnergi yang merupakan perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi swasta terbesar di Indonesia.
Alumni Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung itu memulai karirnya sebagai kontraktor instalasi listrik. Ia membangun Grup Medco yang bermula dari sebuah perusahaan kontraktor partikelir di bidang jasa pengeboran minyak dan gas bumi di daratan pada 1980.
Salah satu tonggak sejarah Medco adalah membeli Stanvac yang dimenangkan melalui tender yang kemudian namanya diubah menjadi Expan.
Melalui pembelian itu, Stanvac tak lagi dimiliki asing, tetapi sudah sepenuhnya dimiliki oleh Medco.
Saat ini, Medco menggarap berbagai bisnis industri hulu berupa eksplorasi dan produksi migas, pertambangan tembaga, pertambangan emas; dan industri hilir di bidang pembangkit listrik.
Arifin berada di urutan ke-47 orang terkaya di Indonesia versi Forbes. Tak hanya itu, ia juga merupakan anggota Dewan Pertimbangan Presiden.
Dalam karir politiknya, Arifin dikenal sebagai sosok yang dekat dengan kalangan mahasiswa. Ia dituduh menggagalkan Sidang Umum MPR yang hendak melantik Soeharto menjadi presiden untuk ketujuh kalinya pada tahun 1998.
Kala itu, ia melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh politik di Hotel Radison, Yogyakarta.
Saat aksi mahasiswa kian memanas dan meminta Soeharto turun, Arifin memberikan bantuan logistik kepada para mahasiswa yang melakukan demonstrasi di Gedung DPR.
Bantuan itu Arifin berikan untuk mencegah kekacauan dan kerusuhan. Ia tak ingin ada sentimen anti Tionghoa maupun permusuhan di antara golongan Muslim dan non-Muslim meluas ke seluruh Indonesia.
Setelah Soeharto lengser, Arifin lantas bergabung dengan partai politik PDIP dan mencalonkan diri sebagai anggota DPR untuk daerah pemilihan Kabupaten Tangerang pada tahun 1999.
Berita Terkait
-
Mengenang Arifin Panigoro: Ketika Liga Premier Indonesia Mengguncang Sepak Bola Tanah Air
-
Resmi Diakuisisi, MedcoEnergi Siap Sambut Karyawan Berkualitas dari ConocoPhillips
-
Sejarah Sepak Bola Indonesia dari Hindia Belanda hingga PSSI
-
Medco Energi Minta Izin OJK Untuk Pemecahan Nilai Saham
-
Medco Energi Tuntaskan Akuisisi CIIL dan CSOP
Terpopuler
Pilihan
-
Dari Tarkam ke Timnas Indonesia U-17: Dimas Adi Anak Guru yang Cetak Gol Ciamik ke Gawang Uzbek
-
Rekomendasi HP Murah Xiaomi dengan RAM Besar dan Chipset Dewa Agustus 2025
-
Wonogiri Heboh Kasus Pembunuhan Lagi, Kini Wanita Paruh Baya Diduga Dihabisi Anak Kandung
-
Prediksi Manchester United vs Arsenal: Duel Dua Mesin Gol, Sesko atau Gyokeres yang Lebih Tajam?
-
Fix! Gaji PNS Dipastikan Tak Naik di 2026
Terkini
-
UMKM Naik Kelas: Enih Buktikan Rumah BUMN BRI Efektif Dongkrak Usaha Lokal
-
2 Tersangka Simpan Puluhan Kg Ganja di UIN Suska Riau, Ternyata Mahasiswa DO
-
Gejolak Pati, Pengingat Kepala Daerah di Riau Tak Semena-mena Terapkan Pajak
-
Bejatnya 2 Pemuda di Meranti, Perkosa Remaja di Pinggir Jalan
-
CEK FAKTA: Heboh Link Kuota Gratis 50 GB Sambut Hari Kemerdekaan, Benarkah?