SuaraRiau.id - Festival Perang Air di Kepulauan Meranti terpaksa ditiadakan lagi tahun ini. Tak hanya itu, sejumlah kegiatan lainnya dalam perayaan Imlek 2573 Masehi juga tidak dilaksanakan.
Kebijakan itu sesuai kesepakatan Paguyuban Tionghoa Kepulauan Meranti bersama unsur terkait untuk mengantisipasi timbulnya kasus baru di tengah pandemi Covid-19.
Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Meranti, Wanandi Salim mengatakan, persiapan dan kesepakatan telah dilakukan.
Hal ini tentunya harus benar-benar menjadi rumusan agar tidak memperburuk situasi, meskipun di Meranti nol sebaran kasus Covid-19.
"Kita harus menahan diri agar wabah ini segera berlalu. Untuk itu Imlek kali ini tentu tidak semeriah dua tahun lalu. Karena ada pembatasan sehingga sejumlah kegiatan ditiadakan," ujar Aan.
Sebelumnya Bupati Kepulauan Muhammad Adil menginginkan Perang Air digelar tahun ini. Pertimbangannya banyak dampak positif yang dirasakan, salah satunya adalah meningkatnya ekonomi masyarakat.
"Bupati tadinya ingin kegiatan ini dilaksanakan. Kami juga ingin seperti itu. Tapi aturannya tidak boleh, makanya kita harus patuh untuk menjaga situasi tetap aman dari pandemi. Keputusan itu datang dari pemerintah pusat. Sebagai langkah antisipasi sebaran COVID-19," ungkapnya.
Meski sejumlah kegiatan ditiadakan, lanjut Aan, hal itu tidak mengganggu proses ibadah mereka. Namun pelaksanaan ibadah tetap dilakukan di masing-masing klenteng dan harus menerapkan protokol kesehatan (prokes). Mulai menyediakan alat ukur suhu tubuh, cuci tangan, mengenakan masker dan jaga jarak.
"Harus menjaga prokes. Agar itu berjalan baik, nantinya setiap kelenteng diwajibkan membentuk panitia internal agar dapat mengatur setiap pelaksanaan ibadah," pintanya.
Terpisah, Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti Muhammad Adil sebelumnya mengaku rindu akan Festival Perang Air, karena berdampak kepada ekonomi warga. Akan tetapi, iven tersebut terpaksa tidak dilaksanakan mengingat pandemi masih bergejolak hingga saat ini.
Berita Terkait
-
Unik! Masjid Arab di Tengah Pecinan Makassar, Jemaahnya Hanya Pria
-
Lestarikan Budaya Tionghoa-Indonesia: Kisah Inspiratif Elsa Novia dan Benteng Walking Tour
-
Sejarah Cap Go Meh, Tradisi 2000 Tahun dari Ritual Kuno Hingga Festival Lampion
-
Semarak Perayaan Pawai Cap Go Meh di Pecinan Glodok
-
Intip Nasib Shio Ayam, Kerbau, dan Tikus yang Dibilang Gibran Paling Beruntung di 2025, Apa Benar?
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Jawaban Menohok Anak Bungsu Ruben Onsu Kala Sarwendah Diserang di Siaran Langsung
Pilihan
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
Terkini
-
Omzetnya Kini Ratusan Juta, Ini Sukses Kisah Andara Cantika Indonesia Berkat BRI
-
Jalan Lobak yang Amblas Diperbaiki, Dishub Pekanbaru Terapkan Rute Satu Arah
-
Diusut Polda Sejak Juni 2024, Apa Kabar Kasus SPPD Fiktif di DPRD Riau?
-
Lurah di Pekanbaru Dibebastugaskan usai Terjerat Kasus Minta THR ke Pedagang
-
Harta Kekayaan Muhammad Isa Lahamid, Ketua DPRD Pekanbaru Komentari Mobil Dinas Alphard