Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Rabu, 26 Januari 2022 | 20:25 WIB
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha dalam acara puncak HUT ke-7 PSI dari siaran langsung Youtube PSI, Rabu (22/12/2021). [Suara.com/Ummi Hadyah]

SuaraRiau.id - Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Ariyo Bimo membenarkan bahwa akun Instagram ketua umumnya, Giring Ganesha tiba-tiba raib.

Ariyo menyatakan, jika hilangnya akun Giring menjadi kejadian pertama yang dialami oleh PSI. Ia membeberkan, dihapusnya akun Giring kemungkinan besar karena sering melontarkan kritik.

“Biasanya kejadian semacam ini terjadi karena adanya pelaporan massal, tapi apa yang salah dari status-statunya Bro Giring? Apakah karena kritik-kritik PSI dirasa terlalu tajam hingga harus dilaporkan?” kata Ariyo dikutip dari Terkini.id--jaringan Suara.com, Rabu (26/1/2022).

Dia menduga, hal ini kemungkinan ada kaitannya dengan kritikan dan sindiran yang belakangan dilayangkan oleh Giring kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sehingga akun itu dilaporkan beramai-ramai.

Sementara Wakil Ketua Dewan Pembina DPP PSI, Grace Natalie mengaitkan hilangnya akun Instagram Ketum PSI itu sebagai akibat sering mengkritik.

“Kok bisa pas banget, habis mengkritik akun IG lenyap? Semangat bro @Giring_Ganesha. Dihilangkan seribu kali, kita buat lagi 1001 kali,” jelas Grace lewat akun Twitternya, Selasa (26/1/2022).

Hilangnya akun Giring rupanya mendapat perhatian luas. Sebagian ada yang memberi semangat, namun ada juga yang menganggapnya sebagai sebuah drama, salah satunya seperti dilontarkan oleh politisi Demokrat, Yan Harahap.

Menurut Yan Harahap, hilangnya akun Instagram Giring tidak lebih dari sebuah drama usang yang sudah ditebak alur ceritanya. Bahkan, Yan menganggap kejadian itu sebagai upaya PSI menjadikan dirinya sebagai korban atau playing victim.

“Ah ‘drama usang’, playing victim,” ucap Yan Harahap melalui akun Twitternya pada Rabu 6 Desember 2022.

Diketahui, playing victim merupakan terminologi negatif, sebab sebuah tindakan yang memposisikan diri seolah-olah sebagai korban dalam suatu konflik dan cenderung menyalahkan pihak lain dalam konflik itu.

Load More