Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Selasa, 25 Januari 2022 | 06:20 WIB
Ilustrasi vaksinasi anak. [ANTARA]

SuaraRiau.id - Anak boleh belajar tatap muka apabila sudah vaksinasi Covid-19. Sedangkan bagi yang menolak divaksin bisa belajar dari rumah atau dalam jaringan (daring) atau online. Demikian disampaikan pihak Dinas Kesehatan Dumai.

Dinas Kesehatan Dumai mengaku pihaknya telah menyiapkan vaksin Sinovac untuk vaksinasi anak usia 6-11 tahun di semua sekolah dasar negeri dan swasta di daerah itu.

"Tidak ada pemaksaan, diharapkan orangtua memberi perlindungan pada anak dari penularan Covid-19," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai dr Syaiful dikutip dari Antara, Senin (24/1/2022).

Ia mengatakan untuk menyukseskan program vaksinasi anak ini sudah dibuat kesepakatan bersama, bahwa anak (siswa) yang telah menjalani vaksinasi boleh belajar tatap muka, namun bagi yang menolak atau belum vaksinasi bisa belajar dalam jaringan (daring).

"Vaksin ini tidak dipaksakan, siapa yang mau saja. Namun, alangkah baiknya kita para orangtua memberi perlindungan ke anak agar tidak terpapar Covid-19 dan mereka bisa belajar tatap muka di sekolah," kata Syaiful.

Ia menjelaskan vaksinasi anak di Dumai dimulai pada 17 Januari 2022 dan tercatat 3.458 anak sudah divaksin atau 9,8 persen dari 33.106 sasaran, di luar sekolah, pesantren dan madrasah.

Kesepakatan bersama pelaksanaan vaksinasi anak usia 6-11 tahun diputuskan dalam rapat bersama Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan TNI/Polri pada Minggu, 23 Januari 2022, dengan mengacu Keputusan Menteri Kesehatan dan Dinas Kesehatan Riau.

Syaiful mengungkapkan bahwa anak yang memenuhi syarat untuk vaksin terlebih dahulu dilakukan skrining atau pengecekan kesehatan oleh tim medis.

Saat divaksin juga diminta orangtua mendampingi anak dengan harapan tidak menimbulkan efek.

"Keputusan ini diambil agar terbentuk kekebalan pada anak, karena kita berkeinginan anak tidak terpapar Covid-19 dan pelaksanaan belajar lebih optimal," sebut Jubir Satgas Covid-19 Dumai ini.

Syaiful juga mengimbau orangtua agar mempersiapkan anak sebelum divaksin dengan cara menjaga fisik anak melalui pemberian asupan gizi dan menjelaskan tujuan dari vaksin tersebut agar tidak khawatir.

Data vaksinasi Dumai, vaksin dosis pertama mencapai 211.898 sasaran atau 89,72 persen, vaksin dosis kedua sebanyak 148.552 sasaran atau 62,68 persen dan lansia 10.446 atau 64,3 persen, serta anak 3.458 sasaran atau 9,8 persen (data per Minggu, 23 Januari 2022).

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Dumai Yusmanidar mengatakan bahwa anak tidak divaksin tetap bisa belajar secara daring di rumah. Saat ini pihaknya tengah menyusun jadwal pelaksanaan vaksinasi, dan apabila ada efek akibat vaksinasi menjadi tanggung jawab negara.

Yusmanidar mengaku belum dapat menyimpulkan antusias orangtua terhadap vaksinasi anak, karena masih pendataan di sekolah melalui selebaran.

Nantinya dijadwalkan kunjungan tim medis ke sekolah-sekolah dan diharapkan orangtua ikut hadir mendampingi anak saat divaksin.

"Kita masih mengumpulkan persetujuan orangtua anak, dan bagi yang memenuhi syarat, tapi tidak mau divaksin masih bisa belajar dari rumah. Para guru sudah diingatkan untuk lebih humanis kepada anak saat divaksin," kata Yusmanidar. (Antara)

Load More