SuaraRiau.id - Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyelidiki kecelakaan Balikpapan, Kalimantan Timur yang menyebabkan 4 korban jiwa dan melukai sejumlah pengendara lain.
KNKT menyebut bahwa rangka atau sasis dari truk tronton KT 8534 AJ tersebut ditambah panjangnya 20 cm.
“Axel atau sumbu rodanya juga ditambah satu, sehingga menjadi 3 sumbu roda,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Dirjen Hubda Kemenhub) Budi Setiyadi dikutip dari Antara, Minggu (23/1/2022).
Diketahui juga truk menggunakan sistem rem Air Over Hydraulic (AOH) atau sistem rem dengan penggunaan angin dan minyak rem sekaligus.
Belum dipastikan apakah penambahan panjang dan sumbu roda ini mempengaruhi sistem pengereman. Di sisi lain, pada kendaraan besar memang lazim terjadi brake lag, atau rem memerlukan waktu lebih lama dari seharusnya untuk bisa siap kembali dipakai setelah pengereman sebelumnya.
Pada kejadian kecelakaan di Turunan Rapak dan keterangan sopir Muhammad Ali (48) kepada polisi, sebelum mencapai turunan panjang hingga lampu lalu lintas tersebut, diyakini sopir sudah mengerem beberapa kali karena sejak Km 0,5 Jalan Soekarno-Hatta atau simpangan Straat II, jalan sudah menurun, lalu mendatar lagi di simpang Straat I hingga depan Rajawali Foto, dan baru menurun lagi.
Di turunan ketiga ini, yang panjangnya lebih kurang 250 meter hingga lampu lalu lintas di bawahnya, tepat di titik depan Kantor Cabang Pembantu Bank Mandiri. kompresor tidak lagi memiliki tekanan angin yang cukup untuk mendorong minyak rem menekan kanvas rem menghentikan roda.
“Habis anginnya, 'ngeblong', gitu,” kata Budi.
Selanjutnya, karena bobotnya dan muatannya yang mencapai 20 ton, dan sudah kehilangan fungsi rem, dan kondisi jalan menurun, truk meluncur tak terkendali.
Upaya sopir untuk menurunkan persnelling dari 3 ke 2 untuk mendapatkan efek rem mesin (engine break) juga, gagal, setelah sebelumnya berhasil dari 4 ke 3. Dengan persnelling netral, truk meluncur makin deras dan menabrak semua yang ada di depannya.
Diketahui, dalam sistem rem air over hydraulic untuk kendaraan-kendaraan besar, digunakan tekanan angin untuk mendorong minyak rem menekan tuas yang membuka kanvas di dalam tromol rem, yang kemudian menahan putaran roda. Sebelumnya angin dikumpulkan di dalam kompresor untuk mendapatkan tekanan yang sesuai. (Antara)
Berita Terkait
-
Agar Laka Lantas Truk Tronton di Balikpapan Tak Terulang, Uji KIR Truk Perlu Diawasi Pemda
-
Sifat Asli Sopir Truk Kecelakaan Maut Balikpapan Dibongkar, Publik Ungkap Hal Tak Terduga
-
Hantam Jalan Berlubang, Pemotor di Pelalawan Tewas Ditabrak Truk Sawit
-
Buntut Kecelakaan Maut Di Balikpapan, Kemenhub Ingatkan Pemda Soal Uji KIR Kendaraan Truk
-
Balita Korban Kecelakaan Balikpapan Dijenguk Kapolda, Begini Kondisi Aska
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Perselingkuhan Jadi Alasan Sejumlah ASN Perempuan di Pekanbaru Ajukan Cerai
-
6 Ide Prompt Gemini AI Foto Pantai Bikin Konten Media Sosial Makin Estetik
-
Siang Berkah, Saldo DANA Kaget Terbaru Senilai Rp315 Ribu
-
CEK FAKTA: Presiden Prabowo Akhirnya Hentikan Program MBG, Benarkah?
-
Cara Menukar Uang Rusak lewat Aplikasi PINTAR BI di Pekanbaru