Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Minggu, 23 Januari 2022 | 11:41 WIB
Anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan dilarang MKD penuhi panggilan polisi terkait kasus ribut dengan wanita mengaku anak jenderal. (Suara.com/Novian)

SuaraRiau.id - Pernyataan Arteria Dahlan terkait bahasa Sunda nampaknya belum selesai, meski yang bersangkutan sudah meminta maaf secara terbuka di depan publik.

Sejumlah warga Sukabumi yang tergabung dalam Gerakan Jampang Hudang Ngabela Sunda melakukan aksi unjuk rasa di Terminal Lama Surade, Sukabumi, Jawa Barat pada Jumat (21/1/2022).

Massa yang marah sampai-sampai merobek hingga membakar spanduk bergambar wajah Arteria Dahlan. Aksi tersebut lantas menjadi sorotan publik, termasuk Mustofa Nahrawardaya.

Mustofa Nahrawardaya (twitter @TofaTofa_id)

Politisi Partai Ummat tersebut ikut memberikan komentar terkait aksi warga yang sampai sebegitunya merobek dan membakar foto Arteria Dahlan.

Melalui akun Twitter miliknya, Mustofa Nahrawardaya menyebut sosok 'emak'. Menurutnya si 'emak' itu mungkin memprediksi kasus Arteria ini tak akan menjadi masalah yang besar. Kasus itu mungkin diprediksi hanya kasus biasa yang cepat berlalu.

"Kayaknya, emak mengira, ini kasus biasa. Dikira mereda dengan sendirinya seiring berjalannya waktu," ujar Mustofa Nahrawardaya, dikutip Hops.id--jaringan Suara.com, Sabtu (22/1/2022).

Tak cuma di Sukabumi, masyarakat Sunda di Cianjur juga ramai-ramai mendatangi Gedung DPRD setempat untuk melakukan aksi terkait dengan kasus Arteria Dahlan.

Ia lagi-lagi mengomentari aksi tersebut.

"Emak ngiranya, ini kasus biasa." ujar Tofa.

Tidak jelas siapa sosok 'emak' yang dimaksud oleh Mustofa Nahrawardaya dalam cuitan-cuitannya itu.

Arteria Dahlan sendiri sudah mengeluarkan permintaan maafnya kepada publik terkait dengan perkataannya, yang menginginkan Kajati yang berbahasa Sunda dalam rapat untuk diganti.

"Saya dengan sungguh-sungguh menyatakan permohonan maaf kepada masyarakat Jawa Barat, khususnya masyarakat Sunda atas pernyataan saya beberapa waktu lalu," kata Arteria.

Dia mengaku menyerahkan seluruh keputusan terhadap dirinya kepada DPP PDIP. Dia juga mengaku siap menerima sanksi yang diberikan.

"Saya menyerahkan sepenuhnya kepada DPP partai. Sebagai kader partai, saya siap menerima sanksi yang diberikan partai," lanjutnya.

Kemudian dia mengaku mengambil banyak pelajaran dari sikapnya yang banyak menuai kontroversi. Arteria juga berterima kasih atas semua kritik dan saran yang ditujukan kepadanya.

Load More