Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Rabu, 19 Januari 2022 | 16:24 WIB
Ilustrasi pembongkaran makam. [suara.com/Agung Sandy Lesmana]

Lebih lanjut, Ace menyebut bahwa wangi yang menyerupai bunga kasturi tercium dari kain dan jenazah yang ia sentuh.

"Kain kafannya harum kaya dikasih minyak dan baunya seperti minyak kasturi. Itu hanya dirasakan oleh orang yang menyentuh kain kafannya," ujarnya.

Ace pun mengisahkan bahwa dirinya pernah melakukan hal yang sama membantu memindahkan makam orang yang baru meninggal dua tahun. Namun jenazahnya sudah menjadi tulang belulang dan kain kafannya sudah hancur.

"Jika dibandingkan dengan jenazah yang lain, saya pernah memindahkan jasad orang lain yang baru dua tahun meninggal sudah copot tulang-tulangnya (hanya tinggal tulang belulang) dan kain kafannya sudah sobek, habis." terangnya.

Almarhum Muhya Bin Rudia yang merupakan guru ngaji berasal dari dusun Cikaduk kecamatan Tanjung Siang Subang Jawa Barat.

Semasa hidup Muhya merupakan guru mengaji yang berkharisma dan baik kepada semua orang.

"Semasa hidup dia tokoh masyarakat yang baik dan dihormati. Beliau juga meninggal saat dalam keadaan salat Ashar." tegas Ace.

Ia mengungkapkan bahwa seluruh warga kampung belajar mengaji dari almarhum yang semasa hidupnya juga berjualan golok di pasar untuk mencari nafkah.

"Hampir semua warga kampung belajar ngaji sama beliau. Biasanya setelah magrib semua berkumpul. Selama mengajar beliau baik dengan muritd-muridnya. Dia sehari-harinya menjual golok," jelas Ace.

Load More