Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Kamis, 23 Desember 2021 | 17:09 WIB
Viral Baliho Puan Maharani di Sepanjang Jalan Posko Bencana Erupsi Gunung Semeru. [Instagram/@4maze]

SuaraRiau.id - Baliho bergambar Ketua DPR RI, Puan Maharani yang berada di sekitar kawasan Gunung Semeru mendapat sorotan banyak pihak.

Berdasarkan foto-foto yang banyak beredar di media sosial, baliho itu memuat gambar Puan Maharani dengan jilbab merah dan pakaian putih.

Tak hanya foto, baliho Puan Maharani juga berisi tulisan ‘Tangismu, tangisku. Ceriamu, ceriaku. Saatnya bangkit menatap masa depan’.

Ruhut Sitompul di Rumah Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (29/8/2018). [Suara.com/Yosea Arga Pramudita]

Salah satu relawan bencana erupsi Gunung Semeru, Qomaruddin mengatakan, baliho-baliho tersebut banyak terpasang di pinggir jalan dan sejumlah kantor kecamatan.

“Baliho itu banyak terpasang di sini, terutama di pinggir jalan dan kantor kecamatan,” ujar Qomaruddin dikutip Hops.id--jaringan Suara.com, Kamis (23/12/2021).

Namun, ia tak mengetahui kapan baliho tersebut mulai dipasang. Yang jelas, jumlahnya terbilang banyak.

“Saya tidak tahu kapan, tapi baliho itu tiba-tiba ada,” ungkapnya.

Politisi PDIP, Ruhut Sitompul turut menanggapi banyaknya baliho Puan Maharani yang muncul di sekitar kawasan Gunung Semeru.

Melalui akun Twitter pribadinya, Ruhut menyebut meski hanya sekadar gambar dan tulisan, namun itu bisa menyejukkan hati korban yang terdampak erupsi.

“Semoga rakyat tercinta di sekitar desa yang terdampak erupsi Gunung Semeru makin teduh hatinya dengan (melihat) adanya baliho Puan Maharani, Ketua DPR RI dan tokoh PDIP yang terus bekerja untuk rakyat Indonesia,” tulis Ruhut.

Lebih jauh, dia justru heran seandainya melihat publik marah-marah lantaran kemunculan baliho tersebut.

“Mengapa marah-marah barisan sakit hati? Kadrun melihat baliho Puan Maharani yang dipasang simpatisan di sekitar desa yang terdampak erupsi Gunung Semeru? Tolong lihat maksud baiknya,” ungkapnya.

Lagipula, kata dia, orang lain juga diperbolehkan memasang baliho pribadi atau kelompok di sekitar lokasi bencana. Asalkan, kata dia, harus yang meneduhkan layaknya Puan.

“Silakan saja simpatisan tokoh-tokoh lain mau memasang baliho juga, tapi harus membuat (korban) merasa teduh,” kata dia.

Load More