Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Rabu, 27 Oktober 2021 | 18:37 WIB
Warga Desa Muntai Barat, Bantan, Pulau Bengkalis membangun dermaga kayu secara swadaya. [Andrias/Riauonline]

SuaraRiau.id - Pulau Bengkalis mengalami abrasi pantai mencapai 2 kilometer dalam kurun waktu 20 tahun. Pulau ini merupakan salah satu pulau terluar Indonesia.

Pemerintah seharusnya memberikan perhatian serius kepada pulau yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia ini.

Demi mempertahankan wajah negara Indonesia, warga Desa Muntai Barat, Bantan membangun dermaga secara swadaya.

Masyarakat setempat membuat dermaga yang terbuat dari kayu sepanjang 1,2 km dari bibir pantai untuk mengangkat kedaulatan NKRI.

"Kami masyarakat Muntai Barat, Kecamatan Bantan, Bengkalis meminta pemerintah pusat agar membangun dan menetapkan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Desa kami. Ini harus menjadi perhatian khusus pemerintah pusat," kata Solihin, tokoh muda Muntai Barat, Rabu (27/10/2021).

Mengutip Riauonline.co.id--jaringan Suara.com, ada beberapa alasan kepana pulau Bengkalis harus dituangkan dalam Peraturan Presiden tentang PLBN atas dasar pertimbangan, yakni wilayah kedaulatan NKRI makin berkurang akibat abrasi pantai.

"Jika ini dibangun PLBN akan menjadi perhatian khusus pemerintah pusat pulau kita ini. Apalagi Pak Jokowi sudah datang dan melihat langsung abrasi yang tak jauh dari Pos Angkatan Laut di Desa Mungai Barat," terang Solihin.

Ia menyebut bahwa jika PLBN dibangun di Pulau Bengkalis yaitu Kabupaten Bengkalis, maka akan merangkai jambatan 3 kabupaten yaitu Bengkalis, Meranti dan Siak di daratan pulau Sumatera.

Tentu kata Solihin yang berhasil mendatangkan Presiden Jokowi ke kampungnya, dari segi tiga pulau yang sudah terangkat, tentu akan menumbuhkan sektor perdagangan yang cukup strategis.

Karena pulau Bengkalis akan menjadi pulau transit Provinsi Riau, Sumbar, Sumatra Utara, Aceh, Jambi dan Provinsi Sumatra Selatan.

"Kami melihat Desa Muntai cukup strategis dari semua aspek, baik untuk menjaga kedaulatan negara, perdagangan dengan negara tetangga karena posisinya terletak pada 1 dari 7 titik Noll Indonesi. Ini juga dapat diihat dari dokumen penetapan titik nol Indonesia oleh BNPP," ujarnya.

Solihin mengungkapkan bahwa untuk kepentingan menjaga keamanan negara teleh terbukti dengan berdirinya radar Angkatan laut (AL)di Desa Muntai Barat serta sejumlaj fasilitas negara strategis lainya.

Ia juga menyebutkan, dari segi historis dasar uutuk berdirinya PLBN di pulau Bengkalis jika ditarik antara kerajaan Siak yaitu Raja Kecik dengan kerajaan Johor, Malaysia terdapat hubungan kekeluargaan atau emosional yang sangat kuat.

"Nah. Hal ini akan mempermudahkan urusan kita terkait dengan Malaysia dalam membangun PLBN di Negara Malaysia dan sejumlah pertimbangan lainya," tegas Solihin.

Load More