SuaraRiau.id - Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) yang ke-34 bakal dilaksanakan pada Desember mendatang di Lampung. Menjelang pelaksanaan muktamar, nama KH Yahya Cholil Staquf muncul ke permukaan
Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya disebut-sebut akan bersaing melawan incumbent Ketua Umum PBNU yaitu Said Aqil Siradj.
Terkait munculnya nama Gus Yahya, Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyowo Wibowo ikut menangggapi. Ia menilai, yang penting dalam Muktamar NU ke-34 tersebut adalah regenerasi kepemimpinan.
Menurut Karyono, dua nama tersebut memiliki kemampuan untuk memimpin organisasi yang jumlah anggotanya diperkirakan lebih dari 100 juta ini.
“Keduanya memiliki rekam jejak kepemimpinan dan kemampuan yang memadai,” katanya dikutip dari Terkini.id--jaringan Suara.com, Jumat (8/10/2021).
Karyono juga mengungkapkan bahwa kini problematika yang dihadapi bukan hanya menyoal kemampuan dari para calon.
Tetapi jauh lebih dalam lagi dari itu, yaitu meneguhkan kembali dan mengimplementasikan narasi Islam nusantara sebagai pengejawantahan Islam Rahmatan Lil Alamin.
“Lebih dari itu, yang terpenting lagi adalah menyusun strategi NU ke depan dalam menjawab tantangan zaman yang multi dimensi,” ujar Karyono.
Disampaikannya bahwa era disrupsi yang berdampak sistemik di pelbagai bidang kehidupan memerlukan perhatian serius dari NU.
“Di sisi lain, menguatnya ideologi transnasional yang merusak kohesivitas sosial dan kebangsaan menjadi agenda penting yang perlu disikapi NU,” ujar Karyono.
Diketahui, KH Yahya Cholil Staquf adalah keponakan dari Pengasuh Pondok Raudlatut Thalibin, KH Mustofa Bisri atau yang akrab kita sapa Gus Mus.
Beliau mulai dikenal saat menjadi juru bicara Presiden ke-4 Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid atau yang dikenal dengan Gus Dur.
Pada tahun 2014, KH Yahya Cholil Staqufmenjadi salah satu inisiator pendiri Institut Keagamaan di California, Amerika Serikat.
Institut tersebut diberi nama Bayt Ar-Rahmah Li adDa’wa Al-Islamiyah Rahmatan Li Al-alamin yang fokus mengkaji agama Islam untuk perdamaian dan rahmat alam.
Gus Yahya terpilih sebagai Katib Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada 2015. Tak hanya itu, ia semakin dikenal setelah terpilih sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) pada 2018 untuk menggantikan KH Hasyim Muzadi, tokoh NU yang wafat di tahun 2017.
Berita Terkait
-
Said Aqil Isyaratkan Maju Calon Ketua PBNU Ketiga Kalinya, Tiru Gus Dur
-
Jelang Muktamar NU ke-34, Said Agil Siradj Cari Dukungan Kiai Khos di Kediri
-
Melihat Situasi COVID-19 di Lampung, Jokowi Pertanyakan Kesiapan Muktamar NU
-
Said Aqil Sebut Jokowi sebagai Bapak Infrastruktur, Ini Alasannya
-
Semua Rakyat Nikmati Keberhasilannya, Ketum PBNU: Pak Jokowi Bapak Infrastruktur
Terpopuler
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Simon Tahamata Kasih Peringatan Program Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia Terancam Gagal
- Ketegaran Najwa Shihab Antar Kepergian Suami Tuai Sorotan: Netizen Sebut Belum Sadar seperti Mimpi
Pilihan
-
Cinta Tak Berbalas! Ciro Alves Ingin Bertahan, Tapi Persib Diam
-
Kronologis Anak Kepsek di Bekasi Pukul Siswa SMP Gegara Kritik Dana PIP
-
LG Mundur, Danantara Investasi di Proyek Baterai Kendaraan Listrik Bareng CATL
-
Profil Pembeli SPBU Shell di Seluruh Indonesia: Citadel dan Sefas
-
Bareskrim Nyatakan Ijazah SMA dan Kuliah Asli, Jokowi: Ya Memang Asli
Terkini
-
Perkuat Silaturahmi, PNM Ajak Keluarga Karyawan Tebar Kebaikan
-
Amplop DANA Kaget Hari Ini Senilai Rp575 Ribu, Klik 3 Linknya!
-
Presiden Prabowo Kasih 13 Sapi Kurban untuk Masyarakat Riau
-
Gubri Abdul Wahid Minta Petunjuk Menpora Dito soal Nasib Stadion Utama Riau
-
PNM Mengajar: 3.000 Siswa SMK Seluruh Indonesia Terinspirasi Jadi Wirausaha Muda