SuaraRiau.id - Kasus Covid-19 di Indonesia mulai menurun. Meski demikian, masyarakat di Tanah Air diminta tetap waspada dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan tidak lalai.
Hal itu diungkapkan ahli epidemiologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), dr Riris Andono Ahmad dalam keterangan tertulisnya.
"Saat kasus terus menurun, masyarakat diimbau jangan sampai kebablasan menyikapi kondisi itu karena selalu ada potensi kasus naik lagi," ujar dr Riris seperti dikutip dari Antara, Selasa (14/9/2021).
Untuk diketahui, pada Senin (13/9/2021) penambahan kasus baru Covid-19 tercatat 2.577, angka terendah sejak Juli 2021.
Kendati demikian, tetap berperilaku aman dan hati-hati wajib dilakukan setiap orang.
Menurut Riris, kasus Covid-19 memang seharusnya terus menurun, salah satunya dikarenakan pemerintah terus melakukan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat secara berkesinambungan.
Penurunan kasus Covid-19 juga dikarenakan adanya kombinasi antara kebijakan PPKM dengan program vaksinasi yang terus diupayakan pemerintah.
Dua hal itu akan semakin maksimal bila masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan.
"PPKM memang fokus pada pengaturan mobilitas masyarakat. Sekarang tinggal pengaturan mobilitasnya seberapa ketat menggunakan tingkatan PPKM," ujar dia.
Penegakan sikap tegas dan konsisten tetap perlu diberlakukan bagi masyarakat yang melanggar protokol kesehatan karena bisa mempercepat penurunan kasus Covid-19.
"Kalau melanggar tentu dapat memberlakukan denda atau sanksi, dan yang disiplin juga harus diapresiasi," ungkap Dokter Riris.
Untuk diketahui, Pemerintah memutuskan kembali memperpanjang PPKM sampai 20 September 2021.
Ketua Satuan Tugas PPKM Pulau Jawa-Pulau Bali, Luhut Pandjaitan mengungkapkan bahwa pemerintah akan terus memberlakukan PPKM di Jawa-Bali, maupun di luar kedua pulau itu dengan evaluasi setiap pekan.
"Arahan presiden, perintah kepada kami, kita tidak akan mengakhiri PPKM ini sampai betul-betul Covid-19 terkendali," kata dia.
Menko Luhut juga mewanti-wanti masyarakat di wilayah yang mengalami penurunan tingkatan PPKM, jangan sampai terjadi euforia yang akan menimbulkan masalah baru atau peningkatan kasus. (Antara)
Berita Terkait
-
Ahli Epidemiologi Ungkap Bahaya Bila Masyarakat Pilih-pilih Merek Vaksin Covid-19
-
Hari Ini, Positif Covid-19 Indonesia Tambah 5.376 Orang, 118.534 Pasien Masih Dirawat
-
Update 8 September: Positif Covid-19 Indonesia Tambah 6.731 Jadi 4.147.365 Orang
-
Kasus Covid-19 di Indonesia Terus Turun, APBN Tetap Jadi Penggerak Utama Ekonomi
-
Update 30 Agustus: Pasien Covid-19 Indonesia Tambah 5.436 Orang, 19.398 Sembuh
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
Terkini
-
5 Mobil Bekas Pintu Geser Ramah Keluarga: Aman, Nyaman untuk Anak dan Lansia
-
Tumbuh Signifikan, Tabungan Emas Holding Ultra Mikro BRI Naik 66,9% Tembus 13,7 Ton
-
Koalisi Masyarakat Datangi Kejati Riau, Ungkap Tuntutan Terkait Polemik TNTN
-
5 Mobil Bekas di Bawah 100 Juta Muat hingga 9 Penumpang, Aman Bawa Barang
-
4 City Car Bekas di Bawah 50 Juta untuk Pemula, Keunggulan dan Kekurangannya