Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Rabu, 08 September 2021 | 12:54 WIB
Nadirsyah Hosen alias Gus Nadir. [Facebook]

SuaraRiau.id - Seorang warga ditangkap saat Presiden Jokowi mengunjungi makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur.

Peternak tersebut diamankan polisi lantaran membentangkan poster bertuliskan tuntutan kepada Presiden Jokowi agar memerhatikan nasib petani jagung.

Menanggapi insiden tersebut, salah satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir ikut buka suara.

Tangkapan layar video seorang pria membentangkan poster saat kunjungan Presiden Jokowi ke Kota Blitar, Selasa (7/9/2021). [Foto: Times Indonesia/Istimewa]

Dirinya menyayangkan kepolisian menangkap warga yang minta bantuan Presiden Jokowi lewat poster, padahal peternak tersebut menyampaikan keluhan dengan sopan.

Gus Nadir mengungkapkan bahwa apa yang disampaikan peternak itu masih dalam hal yang wajar, menyampaikan aspirasi dengan sopan.

“Ini tindakan yg berlebihan. Warga mengangkat poster yg isinya minta bantuan ke Pak Jokowi. Isinya sopan. Tidak mengancam keselamatan Presiden,” ujar Gus Nadir di akun media sosialnya dikutip dari Hops.id--jaringan Suara.com, Rabu (8/9/2021).

Menurut tokoh NU itu, warga yang menyampaikan protes lewat poster tersebut tidak membahayakan Presiden Jokowi, namun kenapa ditangkap.

“Tidak mengganggu ketertiban umum. Gak perlu dirampas posternya & orangnya ditangkap. Harus ada briefing dari Kapolri kpd anak buahnya,” tulis Gus Nadir.

Untuk diketahui, Jokowi dalam kunjungannya ke Blitar itu menyempatkan ziarah ke makam Bung Karno.

Saat Jokowi keluar dari kompleks makam proklamaor itu, seorang peternak yang menanti Jokowi membentangkan poster keluhan untuk memerhatikan nasib kehidupan petani jagung.

Melihat aksi peternak itu, polisi langsung merebut poster itu dan meremas-remas poster. Peternak yang membentangkan poster itu juga diamankan polisi dan diangkut ke Mako Polres Blitar Kota.

Load More