Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Jum'at, 27 Agustus 2021 | 08:58 WIB
Ustaz Yahya Waloni. [Tangkapan layar Youtube]

SuaraRiau.id - Pendakwah Yahya Waloni ditangkap Bareskrim di kediamannya di Cibubur, Jakarta Timur, pada Kamis (26/8/2021) sore.

Ia diamankan atas dugaan penistaan agama Kristen.

Penangkapan Ustaz Yahya Waloni kemudian membuat heboh publik, tak hanya itu cuitan terakhir pria mualaf itu membuat warganet bertanya-tanya.

Ustadz Yahya Waloni [ist]

Ustaz Yahya Waloni rupanya terakhir kali menulis sesuatu di akun Twitter resminya pada pekan lalu.

Dalam cuitannya, ia terlihat mengutip pernyataan Malcolm X, mengingatkan masyarakat jangan sampai diperdaya oleh media massa.

“Jika kamu tidak berhati-hati, media akan membuatmu membenci orang-orang yang sedang ditindas, dan mencintai mereka yang sedang melakukan penindasan,” tulis Yahya Waloni, dikutip pada Jumat (27/8/2021).

Postingan yang dituliskan Yahya Waloni itu seakan menjadi misteri. Sebab, belum diketahui ke arah mana cuitan itu ditujukan.

Netizen pun tampak menyerbu berkomentar menuangkan opini mereka.

“(Emoji tertawa) dikiranya kebal hukum,” timpal akun Sandat seperti dikutip dari Terkini.id--jaringan Suara.com.

“Orang sombong tinggal tunggu waktu,” imbuh akun Mip Riset.

“Kayak pesan terakhir sebelum mati (emoji senyum),” tanggap akun N.

Untuk diketahui, Ustaz Yahya Waloni sempat dipolisikan atas dugaan menista agama. Dia dilaporkan oleh komunitas Masyarakat Cinta Pluralisme dengan dugaan menista Kitab Suci Injil.

Sebab, Yahya Waloni disebut pernah menyebut Injil sebagai kitab suci palsu.

Pelaporan yang dilakukan hari Selasa (27/4/2021) itu telah diterima dengan nomor registrasi Nomor: LP/B/0287/IV/2021/BARESKRIM.

Yahya Waloni dilaporkan atas dugaan kebencian atau permusuhan individu dan atau antar golongan alias SARA.

Tak hanya Yahya Waloni, komunitas Masyarakat Cinta Pluralisme juga melaporkan pemilik akun YouTube Tri Datu. Sebab, dalam saluran YouTube Tri Datu itulah, video khotbah Yahya Waloni menjadi viral karena menyebut Injil fiktif serta palsu.

Berdasarkan laporan polisi, Yahya Waloni disangkakan melanggar Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU No 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Tak hanya itu, Yahya Waloni juga dilaporkan atas dugaan melanggar Pasal 45 A juncto Pasal 28 ayat 2 dan atau Pasal 156a KUHP.

Load More