Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Sabtu, 21 Agustus 2021 | 17:31 WIB
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. [Antara/Widodo S Jusuf]

SuaraRiau.id - Pemerintah mengevakuasi puluhan warga negara Indonesia (WNI) dari Afghanistan dengan menggunakan pesawat TNI AU.

Para WNI tersebut tiba di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta pada Sabtu (21/8/2021) dini hari.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan bahwa rencana pelaksanaan evakuasi WNI tersebut sempat mengalami sedikit kendala akibat perkembangan situasi yang terjadi di lapangan.

Menlu Retno menjelaskan bahwa proses dan rencana evakuasi sempat mengalami sejumlah perubahan akibat perkembangan situasi, salah satunya yakni rencana armada yang akan digunakan untuk melakukan evakuasi tersebut.

Sejumlah warga negara indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Afghanistan tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (21/8/2021) dini hari. ANTARA FOTO/Galih Pradipta

“Awalnya evakuasi direncanakan dilakukan menggunakan pesawat sipil. Namun demikian, di tengah jalan rencana tersebut harus kita sesuaikan karena kondisi lapangan yang berubah,” terang Retno dikutip dari Antara, Sabtu (21/8/2021).

Namun usai adanya koordinasi dengan Panglima TNI, diputuskan bahwa upaya evakuasi tersebut dilakukan menggunakan pesawat militer.

Proses evakuasi sendiri berlangsung pada 18 Agustus pagi hari sekitar pukul 6.00 WIB, di mana pesawat evakuasi TNI Angkatan Udara berangkat dari Bandara Halim Perdana Kusuma, menuju Kabul dengan rute Jakarta-Aceh-Colombo-Karachi-Islamabad-Kabul.

Disampaikan Retno, dari awal perencanaan, pesawat dirancang untuk bermalam di Islamabad, mengingat penerbangan dari kota tersebut ke Ibu Kota Afghanistan, Kabul, terbilang sangat pendek yakni maksimal satu jam.

Dengan pertimbangan karena kesempatan mendarat yang tak pasti, sehingga kapanpun izin mendarat didapatkan, pesawat dapat langsung berangkat dari Islamabad.

“Dalam proses evaluasi ini dalam banyak hal proses harus kita lakukan secara paralel, bukan one after another. Oleh karena itu, begitu pesawat lepas landas dari Bandara Halim PK, maka kami yang ada di darat melanjutkan mengurus semua perizinan yang masih tersisa, termasuk izin lintas udara dan izin mendarat di Kabul,” ungkap Menlu Retno.

Load More