Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Senin, 09 Agustus 2021 | 11:27 WIB
Wakil Presiden Maruf Amin menyampaikan pidato kepada wartawan tentang penanganan virus Corona COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Senin (23/3). [ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra]

Diketahui, pernyataan Wapres Maruf soal nyawa ulama itu disampaikan dalam acara Peluncuran Program ‘Kita Jaga Kiai’ yang diselenggarakan secara virtual pada Senin 2 Agustus 2021.

Awalnya, ia mengungkapkan bahwa hingga saat ini, sudah ada 605 kiai dan ulama ataupun pengasuh pondok pesantren yang meninggal akibat terpapar Covid-19.

Oleh sebab itu, Wapres meluncurkan Program ‘Kita Jaga Kiai’ yang diinisiasi Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan Kementerian Agama (Kemenag).

“Program ini salah satu bentuk penghargaan pemerintah dalam menjaga kesehatan para kiai dan pengasuh pesantren yang telah berjasa bagi masyarakat, bangsa, dan negara,” ujarnya.

Wapres Maruf mengatakan bahwa meninggalnya para kiai dan ulama mempunyai arti yang sangat penting dan krusial bagi kehidupan umat.

Bahkan, katanya, Rasulullah SAW pun menegaskan bahwa ulama merupakan pewaris para nabi.

Oleh karena itu, wafatnya ulama diungkapkan oleh Rasulullah sebagai sebuah musibah yang tak tergantikan dan sebuah kebocoran yang tidak bisa ditambal.

“Wafatnya para kiai dan ulama laksana bintang yang padam. Meninggalnya satu suku lebih ringan daripada meninggalnya seorang ulama,” ungkap Wapres

Load More