Scroll untuk membaca artikel
Eko Faizin
Sabtu, 07 Agustus 2021 | 07:13 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan. [Antara]

SuaraRiau.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan mengundang Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari beberapa kampus terkait koordinasi penanganan Covid-19.

Pada rapat yang dilaksanakan Selasa (3/8/2021) itu, BEM sejumlah universitas memberikan kritik solutif agar penanganan Covid-19 makin terarah dan maksimal.

BEM tetap akan memberikan kritik dan mengawal kebijakan pemerintah. Mereka terutama menyoroti soal pelibatan aktif mahasiswa dalam program pemerintah.

“Pertama, perlunya peningkatan jumlah tracer yang bisa dilakukan dengan pelibatan mahasiswa dalam penambahan tenaga digital tracer,” kata Ketua BEM Universitas Indonesia (UI) Leon Alvinda Putra, dikutip dari Hops.id--jaringan Suara.com, Sabtu (7/8/2021).

Selanjutnya kedua, dikatakan Leon, pelibatan mahasiswa perlu dilengkapi dengan pembimbingan, perlindungan, dan apresiasi yang jelas. Serta pengintegrasian dengan program Kampus Merdeka untuk mengurangi beban akademik relawan.

Ketiga, adanya perbaikan koordinasi antara Dinas Kesehatan Daerah dan program relawan seperti Relawan Covid-19 (RECON). Hal ini penting dilakukan agar tidak ada lagi relawan tracer yang belum dapat bekerja akibat belum ditempatkan oleh Dinas Kesehatan terkait di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).

Untuk itu, Pemerintah daerah perlu memastikan kegiatan relawan ini berjalan dengan baik.

“Keempat, perlunya standardisasi kualitas tracer di Puskesmas dengan pelatihan sumber daya manusia dan komunikasi kebijakan yang jelas. Agar tidak ada perbedaan standar tracing di lapangan,” tutur Leon.

Kemudian yang kelima, mahasiswa juga meminta perluasan akses testing gratis. Caranya, perbaiki dan lakukan contact tracing secara masif, sehingga testing gratis tepat sasaran dan dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat yang terpapar.

Ketua BEM UI Leon diketahui mewakili Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (KM UGM), BEM Universitas Airlangga (BEM Unair), dan Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (KM ITB).

“BEM UI, BEM KM UGM, BEM Unair, dan KM ITB akan terus memberikan kritik solutif dalam mengawal implementasi kebijakan penanganan pandemi Covid-19 oleh pemerintah,” tegas Leon.

Selain perwakilan mahasiswa, rapat koordinasi tersebut juga diikuti kementerian/lembaga terkait. Mulai dari TNI, Polri, pemerintah daerah, serta berbagai pakar serta ahli lain, seperti Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), profesor dari beberapa universitas, termasuk ekonom Faisal Basri.

Meski sudah bertemu Menteri Luhut, dia memastikan akan tetap kritis terhadap pemerintah jika ada kebijakan yang dinilai tidak pro terhadap rakyat.

“Walau ikut rapat itu, kami tetap akan mengawal dan memberikan kritik,” tutur Leon.

Leon memastikan bahwa BEM UI, BEM KM UGM, BEM Unair, dan KM ITB akan terus memberikan kritik solutif dalam mengawal implementasi kebijakan penanganan pandemi Covid-19 oleh pemerintah.

Leon menuturkan, kehadiran pengurus BEM ikut rapat koordinasi penanganan Covid-19 terkait testing dan tracing itu bertujuan memberi sejumlah masukan kepada pemerintah melalui Menko Marvest Luhut Binsar Pandjaitan.

Salah satu usul yang disampaikan adalah pelibatan mahasiswa dalam menangani pandemi Covid-19 di tanah air.

“Perlunya peningkatan jumlah tracer yang bisa dilakukan dengan pelibatan mahasiswa dalam penambahan tenaga digital tracer,” ujar dia.

Load More